Jakarta – Pemilik perusahaan jejaring sosial asal Amerika Serikat (AS) Meta Platforms, Inc, Mark Zuckerberg kembali mengalami kerugian. Melansir CNBC pada Kamis, 26 Oktober 2023, perusahaannya tersebut merugi sebesar USD3,7 miliar atau setara Rp58,93 triliun memasuki kuartal III-2023 ini.
Disinyalir kerugian ini dialami oleh salah satu anak perusahaan Meta, yakni Meta Reality Labs. Sebagai informasi, Meta Reality Labs adalah proyek penelitian dan pengembangan yang dibuat oleh Meta, dirancang khusus untuk fokus pada teknologi imersif khususnya di bidang virtual reality (VR) atau augmented reality (AR).
Baca juga: Petualangan Anyar Metaverse ‘DBS BetterWorld’ Soroti Sampah Makanan Global
Pendapatan dari Meta Reality Labs turun sebesar 26 persen dari USD285 juta atau sekitar Rp4,53 triliun pada 2022, menjadi USD 210 juta, sekitar Rp3,34 triliun.
Analis memperkirakan penjualan di sektor VR atau AR sebesar USD 299,3 juta atau sekitar Rp4,76 triliun. Namun, di saat bersamaan Meta Reality Labs mengalami kerugian operasional USD 3,9 miliar, sekitar Rp62,11 triliun.
Sejak awal dibentuk sekitar akhir 2020 lalu, anak perusahaan yang sebelumnya bernama Facebook ini selalu mencatat kerugian laba. Kerugian terbesar terjadi kuartal IV-2022 lalu, di mana Meta Reality Labs merugi sebesar USD4,28 miliar atau sekitar Rp68,17 triliun.
Padahal, saat mengganti nama perusahaan dari Facebook menjadi Meta, Mark Zuckerberg sudah menyatakan bahwa masa depan berada di tangan dunia metaverse. Namun, kenyataan pasar berkata lain.
Baca juga: Memperkuat Indentitas Brand, Perusahaan Didorong Integrasikan Avatar Visual dan AR
Meskipun Meta menggelontorkan miliaran dolar per kuartalnya ke dalam VR dan AR untuk mencoba mewujudkan impian Zuckerberg, pasarnya masih terbilang baru.
Pihak Meta sendiri terlihat masih optimis akan masa depan mereka. Disebutkan ada pengembang VR dan AR yang menghadiri konferensi Meta’s Connect, mengatakan kepada CNBC bahwa masuknya Apple, perusahaan teknologi besar dari AS lain, ke pasar VR dapat mengkatalisis industri ini dan mendorongnya ke arus utama. (*) Mohammad Adrianto Sukarso