Jakarta - Perjalanan 40 tahun bukan hanya perkara usia, melainkan soal bagaimana sebuah institusi menegaskan eksistensinya di tengah perubahan zaman. Di usia ke-4 dekade, PertaLife Insurance tak sekadar berdiri sebagai perusahaan asuransi jiwa yang bertahan, tetapi sebagai mitra keuangan yang aktif membentuk ketahanan masa depan masyarakat Indonesia.
Dalam dunia yang makin tak pasti, di mana risiko kesehatan meningkat, masa pensiun kian mahal, dan literasi keuangan masih terbatas, kehadiran PertaLife terasa makin relevan dan strategis.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya memiliki perlindungan jiwa dan kesehatan memang terus tumbuh. Namun, pertumbuhan tersebut masih menghadapi tantangan, terutama dari sisi literasi dan akses. Banyak keluarga yang masih menjadikan proteksi sebagai beban, bukan kebutuhan.
Padahal, memiliki asuransi jiwa dan kesehatan justru menjadi fondasi penting dalam menjaga kestabilan ekonomi rumah tangga saat risiko tak terduga datang. Di titik inilah PertaLife hadir, membangun persepsi baru bahwa perlindungan adalah bentuk tanggung jawab dan cinta terhadap masa depan.
Lebih dari itu, perusahaan juga mendorong pentingnya perencanaan pensiun sejak dini. Masa pensiun bukan lagi masa istirahat semata, tetapi fase hidup yang membutuhkan kesiapan finansial jangka panjang.
Baca juga: OJK Sebut Hasil Investasi Asuransi Jiwa Tumbuh Positif di Tengah Gejolaknya Pasar Saham
Lewat produk dana pensiun yang terintegrasi dengan manfaat investasi, PertaLife mendorong generasi produktif untuk menata hari tua secara sadar dan bertanggung jawab. Dalam narasi ini, asuransi tidak hanya menjadi alat proteksi, tetapi juga sarana membangun masa depan yang tenang.
Tahun 2024 pun menjadi tonggak kinerja yang membanggakan bagi PertaLife Insurance. Perusahaan membukukan premi bruto sebesar Rp1,252 triliun,angka tertinggi sepanjang sejarahnya. Pertumbuhan ini naik 38,73 persen dibandingkan realisasi 2023 dan bahkan melampaui target RKAP sebesar 15,16 persen.
Tak hanya itu, laba bersih juga menembus Rp97,18 miliar, tumbuh 1,09 persen secara tahunan dan 27,68 persen di atas target.
Direktur Utama PertaLife Insurance, Hanindio W. Hadi, menyatakan bahwa capaian ini tidak terlepas dari strategi jangka panjang yang telah diterapkan sejak 2020.
“Transformasi bukan sekadar program, tetapi sudah menjadi DNA kami. Melalui tata kelola yang kuat, ketepatan eksekusi strategi, dan kolaborasi di seluruh lapisan organisasi, kami berhasil mengubah profil keuangan perusahaan secara fundamental,” ujar Hanindio dalam acara media gathering beberapa waktu lalu.
Baca juga: Tiga Lini Bisnis Ini Dominasi Premi Asuransi Umum di Kuartal I 2025
Transformasi tersebut menjangkau semua aspek, termasuk digitalisasi layanan melalui aplikasi PLife. Aplikasi ini menjadi representasi nyata dari komitmen PertaLife dalam menyederhanakan layanan dan mendekatkan asuransi ke kehidupan sehari-hari.
Melalui plife.pertalife.com, nasabah dapat mengakses informasi polis, melakukan klaim, membayar premi, dan mendapatkan dukungan layanan hanya lewat genggaman. Bagi nasabah, tentunya hal ini menjadi pengalaman yang merefleksikan efisiensi dan kenyamanan, sekaligus menghapus stigma bahwa asuransi itu rumit dan birokratis.
Lebih luas, PertaLife juga konsisten mengangkat pentingnya literasi asuransi di era digital. Masyarakat modern dituntut untuk tidak hanya sehat secara fisik, tetapi juga tangguh secara finansial. Di sinilah gaya hidup sehat dan literasi keuangan bertemu.