Jakarta – PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN) mencatakan kenaikan omzet penjualan 90% year on year (yoy), atau menjadi Rp7,5 miliar sepanjang 2022. Makin meningkatknya kesadaran masyarakat akan pola hidup bersih dan sehat diyakini KLIN akan turut mendongkrak penjualan alat-alat kebersihan. Maka itu, tahun ini KLIN menargetkan kenaikan omzet hingga 140%.
KLIN yang menggarap bisnis peralatan rumah tangga, berupa alat kebersihan seperti mop atau pel lantai, keset, dan serbet sudah melakukan peningkatakan kapasitas. Perseroan melakukan initial public offering (IPO) pada Agustus 2022 dan meraup dana sebesar Rp23 miliar. Dana tersebut digunakan untuk meningkatkan skala bisnis, yakni dengan melakukan penambahan aset tetap berupa pabrik, mesin, dan persediaan bahan baku.
Pasca IPO, KLIN juga mencatatkan pertumbuhan penjualan di kuartal IV-2022. Penjualan di kuartal akhir 2022 mencapai Rp2,2 miliar, atau setara 30% dari total omzet penjualan 2022 yang sebesar Rp7,5 miliar.
Lewat IPO, KLIN juga mencatatkan pertumbuhan ekuitas, dari Rp10,8 miliar menjadi Rp33,4 miliar di akhir 2022, atua tumbuh 206%. Total asetnya pun mengembang 84%, dari Rp24,2 miliar mennadi Rp44,6 miliar.
Dari sisi penjualan, selain menggarap pasar domestik, KLIN juga masuk ke pasar internasional. Produk-produknya diekspor ke Italia, Singapura, Brasil, Yunani, Korea Selatan, Mauritius, Oman, Amerika Serikat, dan Malaysia. Porsi ekspor memang baru mencapai 10% dari total penjualan KLIN.
Dalam lima tahun ke depan, perseroan menargetkan porsi ekspor ini bisa ditingkatkan hingga ke posisi 40%. Sepanjang tahun lalu, KLIN mengekspor lebih dari 37 ribu produk dengan nilai Rp703,55 juta. KLIN melayani pasar luar negeri dengan mekanisme private label, karena cenderung lebih diminati oleh distributor global.
Meski penjualan tercatat tumbuh signifikan, tahun lalu KLIN tercatat masih merugi Rp1,08 miliar. Kerugian ini disebabkan beberapa pos beban, seperti biaya depresiasi sebesar Rp871,96 juta dan pembebanan biaya sewa lahan Rp739,14 juta per tahun. Lalu ada juga beban SDM sebesar Rp1,19 miliar, dan biaya persiapan kantor cabang dan gudang penyanggah di Bandung sebesar Rp263,91 juta. Meski begitu, KLIN sudah membukukan EBITDA positif sebesar Rp463,59 juta pada 2022, atau naik 12% ketimbang tahun sebelumnya.
Direktur Utama Klinko Karya Imaji, Anggun Satriya Supanji mengatakan, dengan adanya peningkatan kapasitas produksi, pihaknya menargetkan omzet penjualan tahun ini akan mengalami lonjakan.
“Kami menargetkan omzet penjualan KLIN tahun ini sebesar Rp18 miliar secara keseluruhan, dengan proyeksi kontribusi dari segmen pasar retail sebesar Rp14 miliar, pasar ekspor sebesar Rp3 miliar, dan pasar e-commerce sebesar Rp1 miliar,” terang Anggun dalam keterangan resmi yang diterima infobank, Senin, 8 Mei 2023.
Pasar domestik masih akan menjadi kontributor terbesar bagi penjualan KLIN. Tahun lalu, pasar domestik berkontribusi sebesar Rp6.811.021.808 atau 90% dari total penjualan. KLIN akan memperkuat pasar domestik dengan memperluas jaringan distributor, e-commerce dan mengeluarkan varian produk baru. Di samping itu, KLIN akan terus menggenjot pasar ekspor untuk memenuhi target penjualan pada 2023.
KLIN memperkuat ekspansi di pasar internasional dengan berencana mengekspor produk keset ke Malaysia bekerja sama dengan MR.DIY Malaysia mulai Mei 2023. Proyeksi nilai ekspor perdana KLIN ke MR. DIY Malaysia sebesar Rp391.500.000 dengan total jumlah volume 22 ribu pcs.
“Kami optimis dengan dukungan jaringan ritel MR.DIY Malaysia yang memiliki 894 gerai di Malaysia. Hal ini akan semakin memperkuat brand KLINKO dan mempercepat pemenuhan target penjualan di tahun 2023,” ucap Anggun.
Sebagai informasi, perusahaan yang berdiri pada 2016 ini merupakan produsen produk kebersihan dengan kandungan material daur ulang limbah tekstil yang telah terimplementasi di 90% produknya melalui aplikasi benang daur ulang sebagai unsur utama produk seperti kain pel, mop dan keset yang menjadi produk unggulan. (*) Ari Astriawan