Jakarta – CEO Twitter Elon Musk buka-bukaan perihal pemutusan hubungan pekerjaan (PHK) terhadap karyawannya sejak mengambil alih perusahaan jejaring sosial tersebut tahun lalu.
Bos Tesla itu menggatakan telah memangkas sekitar 6.000 karyawan Twitter. Di mana, kini hanya tersisa 1.500 karyawan, turun dari sebelumnya 8.000 karyawan. Pemangkasan tersebut setara dengan 80% staf perusahaan.
“Ini sama sekali tidak menyenangkan dan kadang-kadang bisa menyakitkan,” katanya dinukil CNN, Kamis (13/4/2023).
Ia mengakui, tindakan drastis seperti pemangkasan karyawan Twitter perlu dilakukan saat dirinya bergabung dengan Twitter. Kala itu, Twitter tengah menghadapi situasi keuangan sulit dengan kas negatif 3 miliar USD.
“Twitter hanya bisa bertahan selama empat bulan. Ini bukan soal peduli atau tidak. Ini seperti jika kapal tenggelam, maka tidak ada yang memiliki pekerjaan,” ungkapnya.
Kekacauan dan ketidakpastian Twitter mulai menyeruak sejak diakuisi Elon Musk senilai 44 miliar USD pada Oktober 2022 lalu.
Di mana, dirinya melakukan PHK kepada banyak insinyur yang bertanggung jawab memperbaiki dan mencegah pemadaman layanan.
Menurutnya, ia tidak memecat orang-orang dengan cara tatap muka langsung.
“Tidak mungkin untuk bisa berbicara dengan orang sebanyak itu depan muka,” ujarnya.
Banyak pihak menganggap, pemecatan para insinyur tersebut bakal menimbulkan kekhawatiran tentang stabilitas platform media sosial itu.
Salah satunya pada pekan lalu, Twitter mengalami bug yang mencegah ribuan pengguna mengakses tautan, pemadaman besar keenam sejak awal tahun, menurut kelompok pengawas internet NetBlocks.
Ia pun mengakui, telah terjadi beberapa gangguan, termasuk pemadaman pada situs. Namun kata dia, pemadaman tersebut tidak berlangsung lama dan saat ini sudah berfungsi dengan baik.(*)