Lebih lanjut Sri Mulyani mengungkapkan, salah satu faktor yang dapat mendukung realisasi pertumbuhan ekonomi di 2018 yakni dengan meningkatkan investasi tanpa harus meningkatkan defisit fiskal. “Investasi dari perbankan, pasar modal, BUMN, capex, PMA, PMDN, internal source korporasi,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, dalam RAPBN 2018 juga ditargetkan pertumbuhan rasio pajak yang berada pada kisaran 11-12 persen, dengn Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dikisaran 1,8 persen sampai 2 persen dari PDB. Sementara pendapatan negara dari pajak dan PNBP ditotal sekitar 12,9-14,1 persen dari PDB.
“Untuk belanja negara pemerintah pusat berada dikisaran 5,6-5,9 persen dari PDB, angka di 2018 ini menjadi yang besar dibandingkan pada 2016 dan 2017. Karena belanja total 15,1-16 persen, sedangkan pendapatan negara 12,9-14,1 persen, maka alami defisit 1,9 -2,3 persen dari PDB,” tutupnya. (*)
Editor: Paulus Yoga