Ekonomi Solid, Pemerintah Fokus Jaga Aliran Investasi Ini

Ekonomi Solid, Pemerintah Fokus Jaga Aliran Investasi Ini

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, kondisi ekonomi Indonesia terus solid. Tingkat inflasi yang terbilang rendah dan stabil sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan volume belanja.

Core inflation sesuai tren, tapi volatile food diturunkan ke level rendah. Pemerintah rapat setiap minggu, karena kita punya cara berbeda daripada negara lain, untuk mengatur level inflasi di seluruh Indonesia. Kita juga kasih insentif fiskal untuk mereka untuk menjaga harga pangan,” kata Airlangga, dalam acara Perayaan 140 Tahun HSBC di Indonesia, di Jakarta, dikutip Rabu, 16 Oktober 2024.

Menurutnya, kondisi pasar keuangan Indonesia relatif terjaga stabil. Kinerja nilai tukar Rupiah relatif lebih baik dibanding sejumlah negara di Asia lainnya yakni -1,05% (ytd). 

Baca juga : Menteri Investasi Beberkan 2 Kunci Capai Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Bahkan, indeks harga saham Indonesia juga tumbuh positif yaitu 3,94% (ytd) dan sempat mencapai posisi tertinggi atau all-time high pada level 7.905,39 di 19 September 2024 lalu.

“Tidak ada seorang pun yang menyangka Indonesia bisa menjaga nilai Rupiah di bawah Rp16 ribu per 1 USD dibandingkan (persepsi) tiga bulan lalu, dan ini adalah pencapaian bagi tim ekonomi Indonesia,” jelasnya.

Ia menjelaskan, dengan berbagai capaian baik tersebut, investor masih melihat Indonesia sebagai negara yang atraktif. Terbaru, Rating and Investment Information, Inc. (R&I) mengafirmasi Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat BBB+, dua tingkat di atas investment grade dengan outlook positif.

Peringkat daya saing Indonesia pun terus mengalami peningkatan ke posisi tertinggi sejak 10 tahun (peringkat ke-27 tahun 2024 berdasarkan IMD World Competitiveness Ranking).

Saat ini kata dia, Indonesia berfokus dalam memberikan kemudahan investasi dalam 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Baca juga : DBS Indonesia Gandeng Moduit Perluas Akses Investasi Obligasi Pasar Sekunder, Targetkan AUM Rp500 Miliar

Selain itu, potensi menjanjikan pun dimiliki untuk investasi pada sektor Carbon Capture Storage (CCS), semikonduktor, green hydrogen, dan Small-Modular Reactors (SMRs) di Indonesia.

“Untuk mengakselerasi pertumbuhan di jangka menengah panjang, pemerintah telah menyiapkan strategi new engine of growth seperti digitalisasi, transisi energi, dan semikonduktor. Selain itu, ketahanan sosial dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi prioritas,” bebernya.

Sementara itu, industri perbankan, terutama bank dengan jaringan internasional seperti HSBC berperan penting dalam mendukung upaya mendorong aliran investasi asing ke dalam negeri. Program baik yang telah dilakukan HSBC yaitu menciptakan konektivitas investor dengan pelaku usaha dalam negeri harus terus dijaga.

“Dengan kondisi (konflik di) Timur Tengah dan Rusia-Ukraina membuat semua (perdagangan internasional) menjadi tidak mudah karena saling terkait. Dan juga ini adalah situasi berbeda saat ini, terutama karena ada disrupsi teknologi, jadi lebih kompleks sehingga perlu bantuan ‘teman’ untuk navigasi ke masa depan. (Teman itu) Seperti HSBC, jadi saya ingin HSBC bisa ada di Indonesia dalam 140 tahun ke depan juga,” pungkasnya. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Top News