Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat di minggu kedua Februari 2024, aliran modal asing keluar atau capital outflow ke Indonesia senilai Rp3,01 triliun.
Berdasarkan data transaksi yang dihimpun BI periode 5 hingga 6 Februari 2024, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp3,01 triliun.
Aliran modal asing di minggu kedua Februari 2024, mencatatkan aliran modal asing keluar di Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
Baca juga: Kinerja Modal Ventura Menurun, OJK Ungkap Penyebabnya
“Terdiri dari jual neto Rp2,79 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp0,27 triliun di pasar saham, serta jual neto Rp0,49 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Asisten Gubernur BI, Erwin Haryono dalam keterangannya, 8 Februari 2024.
Sementara itu, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun naik ke level 73,25 bps per 6 Februari 2024, dibandingkan dengan 72,26 bps per 2 Februari 2024.
Dengan demikian, selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 7 Februari 2024, nonresiden beli neto Rp0,25 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp11,64 triliun di pasar saham. Kemudian, beli neto Rp31,52 triliun di SRBI.
Selain itu, BI juga melaporkan perkembangan nilai tukar 5 sampai 7 Februari 2024. Tercatat, nilai tukar per hari Selasa (6/2), rupiah ditutup di level (bid) Rp15.725 per dolar AS, dan dibuka pada level (bid) Rp15.715 per dolar AS pada Rabu (7/2).
Baca juga: Aliran Modal Asing Masuk Rp7,66 Triliun ke RI, SBN jadi Primadona
Lalu, yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,61 persen pada Selasa (6/2) dan turun di level 6,59 persen pada Rabu (7/2).
Sementara untuk indeks dolar (DXY) menguat ke level 104,21 dan yield UST (US Treasury) dengan tenor 10 tahun turun ke level 4,100 persen. (*)
Editor: Galih Pratama