Jakarta—Perlambatan ekonomi diprediksi masih akan dirasakan pada tahun ini. Pemerintah juga terus berupaya mendorong perekonomian melalui berbagai cara, salah satunya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur.
Selain memiliki target mencapai pertumbuhan ekonomi yang positif, pemerintah juga menghadapi tantangan defisit dalam neraca keuangan. Untuk meminimalisasi defisit tersebut ada sejumlah langkah yang dilakukan.
Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, ada dua cara yang akan ditempuh, untuk memnimalisir defisit, yakni dengan mendorong penerimaan dan pengendalian belanja. “Karena belanja itu relatif sudah ditetapkan, berarti fokus kita akan lebih kepada mengoptimalkan penerimaan. Karena harga minyak itu turun, makanya yang harus dioptimalkan adalah pajak dan cukai,” ujar dia.
Oleh karena itu, Menkeu meminta jajaran Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk bekerja lebih keras dalam menggali potensi penerimaan yang lebih besar.
Bambang menambahkan, jika pengampunan pajak (tax amnesty) berhasil dilaksanakan tahun ini, besarnya basis pajak yang sebenarnya dapat diketahui, sehingga diharapkan defisit dalam APBN 2016 dapat lebih ditekan. “Kalau pengampunan pajak bisa dilakukan tahun ini, maka tentunya ini akan sangat membantu upaya kita untuk mengurangi defisit,” tambahnya.
Sementara itu, terkait strategi pembiayaan defisit APBN 2016, pemerintah akan lebih mengandalkan sumber pembiayaan yang berasal dari dalam negeri. Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan pemerintah juga akan mengambil pembiayaan dari luar negeri dengan biaya murah. “Jadi itu strategi kita untuk jaga supaya meskipun kita defisit tapi kita punya strategi utang yang relatif berkelanjutan,” pungkasnya.(*) Rezkiana Nisaputra