Poin Penting
- Mirae Asset merekomendasikan BBCA dan BMRI untuk 2026 karena kualitas aset, EPS yang stabil, serta profil kredit yang tetap terjaga meski ekonomi melemah.
- Kinerja kuartal III 2025: BBCA membukukan laba Rp43,4 triliun (tumbuh 5,7 persen yoy) dengan kredit naik 7,6 persen yoy; BMRI meraih laba Rp37,7 triliun (terkontraksi 10,24 persen yoy)
- Valuasi saham perbankan berada di bawah rata-rata tiga tahun dan didukung proyeksi ekonomi tumbuh di atas 5 persen.
Jakarta – PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasi dua saham perbankan dengan kapitalisasi pasar jumbo pada 2026, yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).
Senior Research Analyst Mirae Asset, Farras Farhan menilai dua saham bank jumbo tersebut masih cukup menarik dari sisi kualitas aset hingga earnings per share yang masih cukup stabil dibandingkan saham perbankan lainnya.
“Apalagi kalau kita melihat loan profile dari kedua bank tersebut juga lumayan cukup terjaga dari adanya pelemahan ekonomi yang ada tahun ini,” ucap Farras dikutip, 5 Desember 2025.
Diketahui, hingga kuartal III 2025, BBCA berhasil meraup laba laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp43,4 triliun. Angka ini tumbuh 5,7 persen persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Perolehan laba tersebut salah satunya ditopang oleh penyaluran kredit di sembilan bulan pertama 2025, yang mengalami pertumbuhan mencapai 7,6 persen yoy menjadi sebesar Rp944 triliun.
Baca juga: Komisi XI DPR RI Setujui Peningkatan Minimum Free Float Saham 10-15 Persen
Sementara itu, kinerja keuangan BMRI di kuartal III 2025 mampu meraih laba bersih secara konsolidasi senilai Rp37,7 triliun, namun angka tersebut masih terkontraksi 10,24 persen yoy.
Meski demikian, kredit secara konsolidasi masih mampu tumbuh 11 persen yoy mencapai Rp1.764,32 triliun, yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan nasional yang tercatat sebesar 7,70 persen yoy menurut data Bank Indonesia.
Proyeksi Kinerja Perbankan
Farras juga memproyeksikan sektor perbankan pada tahun depan mampu mengalami pertumbuhan kinerja keuangan yang lebih baik. Salah satunya didorong kondisi ekonomi nasional yang diperkirakan tumbuh di atas 5 persen.
“Hopefully ini bisa ter-translate kepada berbagai macam sektor bukan hanya di korporasi tapi juga di individual dan juga UMKM, maka ini dapat menjadi suatu angin segar bagi saham perbankan,” imbuhnya.
Baca juga: Saham Bank Himbara Diproyeksi Positif pada Akhir 2025, Berikut Sentimennya
Lebih jauh dia menjelaskan, secara valuasi saham perbankan sudah berada di bawah rata-rata price to book tiga tahun. Dengan begitu diharapkan pada tahun depan harga saham perbankan dapat kembali mengalami peningkatan.
“Jadi mungkin agak cukup menarik untuk tahun depan apabila bisa kembali minimal banget ke rata-rata tiga tahunnya, dan kita juga berharap adanya peningkatan kembali dari saham perbankan, dan itu juga bisa mendorong IHSG kita selain dari sektor konglomerasi itu sendiri,” tutup Farras. (*)
Editor: Galih Pratama










