Jakarta – Ketua Dewan Komisioner (DK) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa menilai pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) korporasi yang meningkat menandakan pelaku usaha tengah menahan ekspansi bisnisnya.
Data Bank Indonesia (BI) mencatat dana pihak ketiga (DPK) korporasi tumbuh dua digit 12,2 persen secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp4.396,6 triliun pada Juni 2025, melojak dari bulan sebelumnya sebesar 7,7 persen YoY.
Sementara itu, kredit korporasi perbankan tumbuh 10,6 persen YoY pada Juni 2025, melambat dari 11,6 persen pada Mei 2025.
Purbaya meyatakan, DPK korporasi dengan nominal Rp2 miliar ke atas cenderung tumbuh lebih cepat dibanding periode sebelumnya, dan dibanding dengan nominal simpanan yang lebih rendah.
Menurutnya, kondisi ini bukan karena perlambatan ekonomi, melainkan karena perusahaan sedang bersiap berekspansi.
“Jadi ini mereka sedang tarik napas, saya pikir bukan pertanda ekonomi melambat, mereka sedang siap-siap untuk ekspansi tapi sedang menentukan atau strategi yang pas untuk melihat seperti apa ke depannya. Dan ada ketidakpastian mungkin membuat mereka sedikit agak ragu. Tapi, kalau saya lihat ini hanya sementara, ini hanya tarik napas untuk memulai ke depannya,” kata Purbaya dalam konferensi pers KSSK, dikutip, Selasa, 29 Juli 2025.
Baca juga: Izin Dua BPR Dicabut, LPS Bayarkan Simpanan Nasabah hingga Puluhan Miliar
Purbaya menyebutkan, secara keseluruhan DPK tumbuh 6,87 persen pada Juni 2025, meningkat dari bulan sebelumnya yang sebesar 4,02 persen. Bahkan, sebelum Mei 2025, pertumbuhan DPK juga cenderung lebih rendah.
Purbaya pun menilai pertumbuhan DPK yang membaik pada Juni 2025 menunjukkan bahwa para nasabah sudah kembali menyimpan tabungannya di bank usai periode libur Lebaran.
“Artinya mungkin waktu bulan Mei itu setelah Lebaran duitnya habis, sudah dimasukkan lagi ke bank, setelah itu mulai kerja lagi, dimasukkan lagi ke bank. Jadi sekarang sudah balik ke atas,” tandasnya.
Baca juga: Tenang! LPS Jamin 99,94 Persen Rekening Nasabah Bank Umum
Lebih lanjut, kata Purbaya, pertumbuhan DPK di angka 4 persen memberikan sinyal bahwa perekonomian tengah melambat. Meski demikian, pertumbuhan DPK sudah kembali di atas 6 persen, sehingga menunjukkan bahwa perekonomian mulai tumbuh kembali.
“Jadi kelihatannya ekonominya siap-siap tumbuh lagi, uang orang-orang masyarakat sudah semakin banyak lagi,” beber Purbaya. (*)
Editor: Yulian Saputra










