Tangerang–Bank Indonesia (BI) dianggap telah menunjukkan perubahan arah kebijakan moneter, dari orientasi terhadap pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah, menjadi lebih mengoptimalkan ruang moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Analis Mandiri Sekuritas, Leo Putra Rinaldy, di Tangerang, Sabtu, 28 Mei 2016. Menurutnya, perubahan arah kebijakan moneter yang dilakukan BI sejalan dengan laju inflasi dan nilai tukar Rupiah yang semakin membaik.
“Yang menarik BI mulai concern dan peduli ke pertumbuhan ekonomi jika dilihat dari pernyataan di Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei kemarin,” ujar Leo.
Dia mengatakan, laju inflasi tahunan hingga April 2016 cukup terjaga, yakni sebesar 3,6% (year on year/yoy), sementara nilai tukar Rupiah menguat, setelah pada beberapa pekan terakhir terperosok ke Rp13.600. “Jika Rupiah dan inflasi terjaga, BI bisa lebih peduli ke pertumbuhan ekonomi,” tukasnya.
Pernyataan BI pada RDG 19 Mei 2016 lalu yang menyebutkan bahwa ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter yang selama ini terbuka akan dapat dimanfaatkan lebih awal, apabila stabilitas makroekonomi tetap terjaga, kata dia, merupakan sinyal BI untuk menerapkan kebijakan moneter yang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Sejalan dengan pernyataan tersebut, sikap BI yang menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5%-5,4% dari 5,2%-5,6%, juga menjadi sinyalemen BI concern ke pertumbuhan ekonomi,” ucap Leo. (*)
Editor: Paulus Yoga