Jakarta — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menanggapi positif intruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk melakukan efisiensi perusahaan BUMN dengan menjual ataupun melaksanakan merger.
“Justru sekarang kita konsolidasikan bagaimana lebih efisien pelayanannya dan berikan standar layanan yang baik,” ungkap Rini di Plaza Mandiri, Jakarta, Kamis, 5 Oktober 2017.
Dirinya pun tak menampik isu yang beredar di masyarakat mengenai banyaknya perusahaan BUMN yang di bawah naungannya. Dirinya mengaku sejak awal memimpin BUMN dirinya telah mengusulkan akan adanya Merger.
“Pak Presiden bilang, kita ada 800 perusahaan. Betul. Itu salah satu yang saya komplain sejak saya pimpin BUMN,” kata Rini.
Rini menjelaskan, terciptanya jumlah anak-cucu BUMN hingga sebanyak itu lantaran situasi di berbagai lokasi proyek BUMN yang memaksa didirikan perusahaan-perusahaan sejenis, contohnya Rumah Sakit dan Hotel.
“Ternyata kita punya 70 rumah sakit. Yang perusahaan-perusahaan punya sendiri. Contohnya Semen Padang, mereka buat rumah sakit di lokasi, Antam buat juga di Halmahera, dan akhirnya banyak Rumah Sakit di mana-mana. Makanya kita standarisasi kualitasnya jadi Rumah Sakit BUMN,” jelas Rini.
Presiden Jokowi sendiri dalam penutupan Rapat Koordinasi Nasional Kadin menyampaikan pesannya agar BUMN dapat efisien. “Saya sudah perintahkan kemarin, yang 800 dimerger, atau kalau perlu dijual!” tegas Jokowi. (*)
Editor: Paulus Yoga