Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan cadangan devisa Indonesia sebesar USD1,6 miliar pada akhir Februari 2025. Posisi cadangan devisa tercatat sebesar USD154,5 miliar, turun dari USD156,1 miliar pada akhir Januari 2025.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan bahwa penurunan ini dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah. Langkah stabilisasi ini dilakukan sebagai respons terhadap ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi.
Denny menyatakan bahwa posisi cadangan devisa tersebut masih memadai dan setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor termasuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini tetap berada di atas standar kecukupan internasional yang sekitar tiga bulan impor.
“Posisi cadangan devisa pada akhir Februari 2025 setara dengan pembiayaan 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor,” jelas Denny dalam keterangan resmi, Jumat, 7 Maret 2025.
Baca juga: Cadangan Devisa RI Naik Tipis jadi USD156,1 Miliar di Januari 2025
Selain itu, BI menilai cadangan devisa yang ada masih mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Prospek Ekonomi dan Sinergi BI dengan Pemerintah
Denny juga menegaskan bahwa prospek ekspor yang tetap positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan mencatat surplus akan mendukung ketahanan eksternal. Hal ini sejalan dengan persepsi positif investor terhadap perekonomian nasional serta imbal hasil investasi yang menarik.
“Ke depan, Bank Indonesia memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal,” tambahnya.
Baca juga: Prabowo Sahkan Aturan, Pengusaha Wajib Menyimpan 100 Persen Devisa Ekspor di Bank Nasional
BI juga terus bersinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Bank Indonesia juga terus meningkatkan sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tandasnya. (*)
Editor: Yulian Saputra