Dilema Subsidi BBM dan Inflasi Tinggi

Dilema Subsidi BBM dan Inflasi Tinggi

Jakarta – Di tengah ancaman resesi global akibat melemahnya perekonomian dunia, Indonesia juga dihadapkan pada ancaman kenaikan inflasi. Apalagi, sejumlah hal diprediksi akan makin meningkatkan inflasi di dalam negeri, salah satunya wacana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Hal tersebut seperti dikatakan Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI), Budi Frensidy, dalam Journalist Class yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2022.

“Harga pertalite naik berdampak pada suku bunga naik, lalu berdampak pada biaya bunga yang naik, dampaknya juga terhadap biaya bunga di L/K emiten yang juga naik, dampaknya laba emiten menurun yang pada akhirnya membuat pertumbuhan ekonomi tertahan,” ujar Budi.

Meski begitu, lanjutnya, ini menjadi sebuah dilema tersendiri bagi pemerintah. Jika subsidi BBM dipertahankan ketika harga minyak dunia masih tinggi, akan mempengaruhi defisit anggaran. Defisit anggaran yang makin tinggi kemudian ditutup dengan utang, yang pada akhirnya rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat.

Baca juga : Kenaikan Harga BBM Subsidi Harusnya jadi Solusi Terakhir

“Pemerintah mengalami dilema antara subsidi BBM vs inflasi tinggi. Namun Indonesia termasuk yang mampu tetap tumbuh positif di tengah resesi global meskipun pasar keuangan mungkin saja kena guncangan sesaat (temporer) jika terjadi capital outflow masih di pasar saham dan obligasi,” tegas Budi. (*) Bagus Kasanjanu

Related Posts

News Update

Top News