Jakarta – Banyak kalangan mengkhawatirkan bahwa digitalisasi di industri perbankan bakal berdampak pada efisiensi karyawan. Pasalnya, sejumlah aktivitas perbankan sudah bisa dilakukan secara digital sehingga tak perlu lagi dilayani di cabang.
Padahal, menurut Aryo Bimo Notowidigdo selaku Chief Operating Officer DBS Indonesia, digitalisasi di industri perbankan justru membuka potensi pekerjaan baru bagi para pegawai bank.
“5- 10 tahun ke depan apakah teller ini masih diperlukan? Kita bisa re-trainning, re-skilling, supaya mereka bisa melakukan peran yang berbeda,” ujar Bimo dalam webminar Winning the Competition In Digital Economic Era, yang diselenggarakan Infobank, Jakarta, Kamis, 3 Juni 2021.
Menurutnya, digitalisasi ini bukan hanya karena teknologi yang semakin canggih tapi juga bagaimana adoptasi digital mindset.
“Kita sendiri di dalam bank bukan hanya bicara digital ke nasabah tetapi dengan employees kita juga bicara adopting digital mindset,” ucapnya.
Bimo mengamini, digitalisasi memang merupakan suatu keniscayaan, terlihat dari pola perilaku nasabah yang berubah ke arah digital. Terutama dengan adanya aturan social distancing.
“Kita lihat hanya dalam waktu tiga tahun pembayaran di e-commers yang masih menggunakan media tradisional seperti bank transfer, bayar di kios kini sudah switching ke pembayaran digital dari 18,9% ke 51,2%,” papar Bimo. (*) Dicky F. Maulana