Digitalisasi dan Pembinaan Jadi Jurus SMBC Indonesia Perkuat UMKM

Digitalisasi dan Pembinaan Jadi Jurus SMBC Indonesia Perkuat UMKM

Poin Penting

  • Eka Maisyaroh berhasil mengembangkan usaha “Putri Bolu Pisang” dari dapur rumahan hingga merambah pasar internasional berkat pendampingan Program Daya dari Bank BTPN.
  • UMKM menjadi pilar ekonomi nasional, namun masih menghadapi tantangan literasi keuangan, akses pasar, dan adaptasi digital.
  • SMBC Indonesia mendukung UMKM melalui inovasi digital (Jenius BisnisKit) dan Program Daya yang menyediakan pelatihan, literasi, serta platform daya.id.

Jakarta – Di sebuah dapur sederhana di Bogor, aroma bolu pisang yang baru matang menjadi saksi perjalanan panjang Eka Maisyaroh. Dari produksi rumahan kecil, kini produknya, Putri Bolu Pisang, sudah merambah pasar hingga ke Malaysia, Mesir, bahkan Swedia.

Perjalanan itu bukan hanya tentang menjual kue, tetapi tentang perubahan cara pandang terhadap arti bertumbuh.

“Dulu saya autodidak, tidak tahu sama sekali soal pembukuan dan pemasaran. Tapi setelah saya mengikuti Program Daya dari Bank BTPN, usaha saya berkembang lebih baik lagi dan lebih besar lagi,” tutur Eka, yang kini dikenal pelanggan dengan nama Eka Bol Pis.

Kisah Eka adalah satu dari sekian banyak contoh nyata pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang berhasil naik kelas berkat pembinaan yang tepat.

Baca juga: Mitigasi Risiko Usaha, Pelaku UMKM Didorong Manfaatkan Proteksi Asuransi

PT Bank SMBC Indonesia Tbk meyakini bahwa UMKM merupakan salah satu pilar utama perekonomian nasional. Sektor ini bukan hanya menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, tetapi juga menjadi penggerak inovasi produk lokal dan penguat fondasi ekonomi daerah.

“UMKM memiliki peran penting tidak hanya sebagai penyedia lapangan kerja, tetapi juga sebagai penggerak inovasi produk lokal serta penguat fondasi ekonomi daerah. Namun demikian, perjalanan UMKM untuk berkembang dan naik kelas masih diwarnai berbagai tantangan,” ujar Andrie Darusman, Communications & Daya Head SMBC Indonesia kepada Infobank, dikutip Kamis (9/10).

Menurut Andrie, tantangan utama yang dihadapi pelaku UMKM meliputi literasi keuangan yang belum merata, keterbatasan akses pasar, serta kebutuhan untuk beradaptasi dengan digitalisasi.

Oleh karena itu, SMBC Indonesia hadir dengan dua pendekatan utama, yakni inovasi bisnis dan program pemberdayaan.

Dari sisi inovasi, Jenius—yang merupakan layanan perbankan digital dari SMBC Indonesia—menghadirkan Jenius BisnisKit, aplikasi yang membantu pelaku usaha mengelola operasional bisnis secara praktis.

Aplikasi ini menawarkan fitur penerimaan pembayaran melalui QRIS, pengaturan outlet dan kasir, notifikasi instan, hingga pencairan dana usaha yang fleksibel. Dengan fitur yang sederhana namun fungsional, Jenius BisnisKit menjadi mitra digital yang membantu UMKM menata keuangan dan memperluas jangkauan bisnisnya.

Namun, SMBC Indonesia menyadari bahwa dukungan nyata bagi UMKM tak berhenti pada aspek digitalisasi semata. Sejak 2011, bank ini menghadirkan Program Daya—sebuah inisiatif peningkatan kapasitas masyarakat yang berfokus pada empat pilar utama, yaitu pengembangan kapasitas diri, literasi keuangan, peningkatan kapasitas usaha, dan kehidupan yang berkelanjutan.

“Melalui Daya, SMBC Indonesia ingin memastikan UMKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang sehingga dapat memberikan kontribusi yang semakin besar bagi perekonomian nasional,” jelas Andrie.

Seiring perkembangan teknologi, Program Daya juga meluncurkan platform digital daya.id pada 2017. Melalui platform ini, pelaku UMKM dapat mengakses ribuan artikel tips usaha, materi pembelajaran, kisah sukses, peluang bisnis, dan forum tanya jawab dengan pakar secara daring.

Hingga 2024, daya.id telah menyajikan lebih dari 4.100 artikel, ratusan konten pembelajaran, dan kisah sukses yang telah diakses lebih dari 6 juta pengguna. Kehadiran platform ini menjadi bukti bahwa digitalisasi dapat menjadi sarana pemberdayaan bagi UMKM, bukan sekadar tren teknologi.

Dampak Program Daya terlihat nyata dalam perjalanan para pelaku usaha binaan. Banyak di antara mereka yang berhasil memperluas pasar, meningkatkan kualitas produk, hingga menciptakan lapangan kerja baru. Salah satunya adalah Dapur Damia, peserta bazar tahunan Selendang Mayang yang diadakan SMBC Indonesia.

Dari produksi hanya 5 kilogram bakso pada 2020, kini mereka mampu memproduksi hingga 50 kilogram—menunjukkan pertumbuhan sepuluh kali lipat dalam waktu singkat. Perkembangan ini menjadi bukti bahwa pendampingan yang konsisten mampu membawa pelaku usaha kecil menembus batas-batas baru.

Sementara itu, bagi Eka Maisyaroh, Program Daya bukan hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menyalakan semangat baru.

“Saya diajarkan bagaimana mengelola usaha, membuat pembukuan, hingga memperbaiki kemasan dan foto produk agar lebih menarik. Bahkan saya juga dibantu mengikuti pameran Selendang Mayang yang setiap tahun diadakan oleh Bank BTPN. Dari situ, usaha saya semakin dikenal luas,” ujarnya.

Baca juga: DPR Minta Perbankan Lebih Berpihak pada Masyarakat dan Dorong Kredit UMKM

Eka pun mengajak pelaku usaha lain untuk tidak berhenti belajar.

“Belajar itu tidak butuh waktu. Kapan pun dan pada siapa pun kita bisa belajar. Saya dulu tidak tahu apa-apa, tapi sekarang usaha saya sudah berkembang jauh lebih baik,” ucapnya.

Selain pelatihan dan akses digital, SMBC Indonesia juga aktif menjalin kolaborasi dengan universitas, lembaga pengembangan bisnis, komunitas, dan pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM. Upaya ini dilakukan untuk memperluas manfaat Program Daya agar semakin banyak pelaku usaha di berbagai daerah dapat menikmati hasilnya.

SMBC Indonesia optimistis sektor UMKM akan terus tumbuh positif dan memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional.

“Kami percaya bahwa keberhasilan UMKM bukan hanya keberhasilan individu, tetapi juga keberhasilan bangsa. Setiap langkah kecil mereka membawa arti besar bagi Indonesia,” tutup Andrie. (*) Alfi Salima Puteri

Related Posts

News Update

Netizen +62