Jakarta – Bank-bank digital akhir-akhir ini mulai bermunculan di tengah berkembangnya digitalisasi dan pandemi Covid-19. Menanggapi tren ini, Ekonom Senior INDEF, Aviliani mengungkapkan bahwa bank konvensional nantinya akan tetap relevan di tengah bank digital.
Ia menyebut, bank konvensional akan memiliki penggunaan yang berbeda dari bank digital. Bank konvensional akan lebih fokus ke kredit korporasi dan besar, sementara bank digital akan lebih fokus ke sistem pembayaran dan transaksi sehari-hari.
“Ke depan, traditional bank akan tetap ada. Kenapa? Perusahaan yang meminjam Rp5 miliar saja tidak akan berani jika lewat digital saja, akan sangat riskan bagi perbankan. Bank konvensional ini nantinya akan menangani yang corporate besar-besar, sedangkan bank digital akan lebih banyak digunakan untuk payment system,” ujar Aviliani pada paparan virtualnya, Selasa, 10 Agustus 2021.
Lebih jauh, kata dia, perbankan konvensional memiliki 4 pilihan dalam menghadapi digitalisasi. Pilihan pertama menurut Aviliani, adalah dengan adaptasi perbankan melalui restrukturisasi platform dan teknologi informasi.
Skenario kedua adalah membangun bank digital baru dengan bank digital. Cara ini sudah dilakukan oleh Bank BCA melalui anak usahanya, BCA Digital yang tadinya adalah Bank Royal.
Pilihan ketiga adalah dengan menjadi aggregator dari fintech provider dan lembaga keuangan lainnya. Lalu, pilihan terakhir adalah perbankan bisa memberikan pelayanan komunitas dan tidak terbatas pada produk, seperti saran investasi. Melalui keempat cara ini, bank konvensional akan terus bisa eksis di masa digital. (*)
Editor: Rezkiana Np