Jakarta–Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini (7/1) diperkirakan masih mengalami tren depresiasi lanjutan, sehingga pelaku pasar valas diharap untuk tetap mencermati sentimen yang dapat mempengaruhi Rupiah.
Analis PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menyampaikan, tren depresiasi lanjutan pada Rupiah disebabkan karena berbalik melemahnya harga minyak mentah dunia pada perdagangan kemarin (6/1). Oleh sebab itu, pelaku pasar tetap mencermati sentimen harga minyak.
“Meski kami mengharapkan penguatan Rupiah bisa berlanjut, namun kami pun kembali mewaspada akan adanya potensi pembalikan arah melemah,” ujar Reza dalam risetnya di Jakarta, Kamis, 7 Januari 2015.
Selain karena dipengaruhi oleh harga minyak mentah dunia yang kembali melemah dan memicu penguatan Dolar AS, depresiasi juga disebabkan oleh data-data ekonomi Korea Selatan, Jepang dan China yang berimbas pada pelemahan mata uang di masing-masing negara.
“Akan tetapi tetap cermati berbagai sentimen yang dapat mempengaruhi Rupiah. Laju Rupiah diperkirakan akan bergerak dengan target support Rp13.871 dan resistance Rp13.853,” tukas Reza.
Sebelumnya, imbas dari penguatan harga minyak mentah dunia telah berdampak negatif pada Dolar AS, sehingga kondisi ini dimanfaatkan oleh Rupiah untuk menguat. “Dari data yang diperoleh di Bank Indonesia, penguatan Rupiah terjadi dengan bertengger di kisaran Rp13.800-an dari sebelumnya di level Rp13.900-an,” ucapnya.
Namun demikian, kata Reza, penguatan Rupiah tersebut mulai terbatas di akhir sesi seiring dengan pelemahan harga minyak mentah dunia, serta kembali terdepresiasinya Yuan yang membuat Dolar AS berbalik menguat terhadap beberapa mata uang dunia. (*) Rezkiana Nisaputra