Namun demikian, Gundy yakin tingkat NPL perbankan pada tahun ini akan jauh lebih baik seiring dengan laju perkreditan yang diprediksi akan lebih tinggi ketimbang tahun lalu yang cuma sebesar 7,87 persen. Pihaknya memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini bisa mencapai angka 12 persen.
Baca juga: UangTeman Ikuti Gaya Perbankan Kelola NPL
Gundy menambahkan, turunnya rasio kredit bermasalah akan meningkatkan peringkat Indonesia. Sebagai catatan, pada juni tahun lalu, lembaga pemeringkat Standard & Poor’s (S&P) mempertahankan credit rating Indonesia pada level BB+/positive outlook.
“Tahun lalu credit rating kita tetap, karena pertumbuhan NPL masih cukup tinggi, mereka khawatir itu akan memengaruhi ekonomi kita. Tahun ini mungkin akan terjadi upgrade dari S&P,” tandasnya. (*)