Jakarta – DBS Group Research memperkirakan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate akan bertahan pada level 6 persen hingga akhir tahun 2019. Hal ini sejalan dengan perkiraan pelaku pasar yang memprediksi bahwa kenaikan suku bunga AS yang cenderung lebih lambat atau bahkan tidak naik sama sekali.
Demikian pernyataan tersebut seperti disampaikan oleh Pakar Strategi Suku Bunga DBS Group Research Eugene Leow, dalam risetnya yang dikutip di Jakarta, Jumat, 18 Januari 2019. Menurutnya, Bank Sentral AS (The Fed) kemungkinan kurang agresif dalam menaikkan suku bunganya di tahun ini.
“Kami menduga Bank Indonesia akan bisa mempertahankan suku bunga sepanjang tahun, mendukung aset pendapatan tetap,” ujarnya.
Dengan The Fed yang kurang agresif menaikkan suku bunganya di tahun ini, dirinya memperkirakan bahwa obligasi pemerintah Indonesia yang bertenor lebih pendek (fixed tiga tahun) akan mempertahankan kinerja baik dalam beberapa bulan ke depan. Maka, diharap dana asing juga akan masuk kembali ke RI.
“Hal itu sebagian besar didasarkan atas kembalinya minat pasar berkembang setelah penjualan besar-besaran pada 2018,” ucapnya.
Sementara itu, lanjut Eugene, untuk Jibor bertenor 3 bulan (7,42 persen) dan imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia berjangka waktu satu tahun, terlihat cenderung lebih rendah selama seminggu terakhir dan diperkirakan banyak yang harus dilakukan jika selera terhadap risiko (risk appetite) bertahan.
“Terutama mengingat rentang Jibor berjangka waktu 3 bulan dan tingkat suku bunga acuan BI di angka 142 bps, masih relatif besar. Masih ada kemungkinan untuk penurunan sebesar 20-40 bps,” tutupnya. (*)