Jakarta – Bank DBS Indonesia mengumumkan kerja sama dalam bentuk pinjaman jangka pendek (loan) senilai Rp500 miliar kepada eFishery sebagai perusahaan startup aquatech pertama dari Indonesia di Asia.
Dana tersebut akan digunakan oleh eFishery sebagai modal kerja untuk meningkatkan pelayanannya di Indonesia dan merupakan pendanaan pertama Bank DBS Indonesia kepada sektor aquatech sekaligus pinjaman pertama bagi eFishery sejak didirikan pada tahun 2013.
Director of Institutional Banking Group PT Bank DBS Indonesia, Kunardy Lie, berharap pendanaan tersebut dapat mempercepat ekspansi bisnis eFishery, meningkatkan kualitas dan produktivitas pembudidaya ikan dan udang, serta menciptakan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
“Komitmen Bank DBS Indonesia untuk bermitra dengan eFishery merupakan salah satu fokus kami untuk menumbuhkan industri ekonomi digital di Indonesia dan juga bagian dari keseriusan kami dalam mengelola bisnis dengan memerhatikan isu environment, social, dan governance (ESG),” ucap Kunardy dalam keterangan resminya di Jakarta, 7 Oktober 2022.
Pada kesempatan yang sama Co-Founder & CEO eFishery, Gibran Huzaifah, mengatakan bahwa pembiayaan tersebut dapat membantu mengakselerasikan visi perusahaan untuk merevolusi sektor akuakultur dan meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan dan udang di Indonesia.
“Dengan adanya dukungan ini, kami akan mengembangkan produk dan layanan kami ke kancah internasional dan memberikan dampak yang lebih besar lagi ke sektor pangan,” ujar Gibran.
Adapun, eFishery memiliki fokus pada pembudidayaan ikan nila, gurame, patin, lele, mas, bandeng, bawal, dan beberapa jenis ikan air tawar lainnya, serta udang. Tidak hanya itu kini perusahaan telah menaungi puluhan ribu pembudidaya ikan dan udang di seluruh Indonesia.
Melalui produk dan layanannya, baik teknologi budidaya, penyediaan pakan, pembiayaan, maupun jual beli ikan melalui ekosistem digital, eFishery berharap dapat meningkatkan produksi dan jangkauan hingga 300% di beberapa waktu ke depan.
Sehingga, sektor ini berpotensi mengatasi masalah ketahanan pangan nasional dengan mengandalkan sumber pangan protein hewani yang berkelanjutan atau sustainable. (*) Khoirifa