Jakarta – Rupiah berpeluang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang disebabkan oleh melemahnya sejumlah data perekonomian AS.
Pengamat pasar uang sekaligus Direktur Doo Financial Futures Ariston Tjendra menjelaskan, data perekonomian AS yang dirilis tadi malam menunjukan pelemahan, di antaranya data penjualan ritel, inflasi produsen, hingga indeks manufaktur.
“Penguatan rupiah terhadap dolar AS ini karena melemahnya data ekonomi AS yang dirilis semalam, yaitu data penjualan ritel, data inflasi produsen, data indeks manufaktur wilayah New York dan data produksi industri,” kata Ariston, Jumat, 16 Mei 2025.
Baca juga: IHSG Kembali Dibuka Hijau ke Level 7.091
Lebih jauh Ariston menjelaskan, dengan melihat data tersebut, membuka ekspektasi pasar untuk bank sentral AS atau the Fed memangkas suku bunga acuan di Juni 2025.
“Sehingga ini membuka ekspektasi pasar untuk pemangkasan suku bunga acuan AS di bulan Juni,” pungkasnya.
Baca juga: Harga Emas Antam Meroket Rp25.000, Beli 1 Gramnya jadi Segini
Ariston memperkirakan rupiah akan berada di kisaran Rp16.400 dengan posisi resisten di level Rp16.550 per dolar AS hari ini.
“Rupiah bisa menguat hari ini ke arah Rp16.400 dengan potensi resisten di kisaran Rp16.550 per dolar AS hari ini,” ujar Ariston. (*)
Editor: Galih Pratama










