BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Kuartal IV-2018 Stagnan
Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan sedikit berada di bawah titik tengah kisaran 4,7–5,5 persen. Hal ini dipengaruhi oleh kebijakan tarif dari Amerika Serikat (AS).
Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan bahwa perkiraan tersebut disebabkan oleh dampak langsung kebijakan tarif Trump yang menurunkan ekspor Indonesia ke AS, dan dampak tidak langsung dari penurunan permintaan ekspor dari mitra dagang lain, terutama China.
Adapun kebijakan tarif resiprokal AS dan langkah retaliasi yang ditempuh China, dan kemungkinan dari negara lain, dinilai dapat memengaruhi prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Sehubungan dengan itu, berbagai kebijakan perlu diperkuat guna memitigasi dampak dari menurunnya prospek pertumbuhan ekonomi dunia, dengan mendorong permintaan domestik dan memanfaatkan peluang peningkatan ekspor,” ujar Perry dalam Konferensi Pers RDG, Rabu, 23 April 2025.
Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga di 5,75 Persen, Fokus Jaga Inflasi dan Stabilitas Rupiah
Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial untuk menjaga stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi, didukung dengan percepatan digitalisasi sistem pembayaran.
“Bank Indonesia terus mempererat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal Pemerintah Pusat dan Daerah, termasuk dukungan penuh terhadap implementasi berbagai program Pemerintah dalam Asta Cita,” imbuhnya.
Meski demikian, Perry menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga triwulan I-2025 masih terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Konsumsi rumah tangga tumbuh positif, didukung oleh keyakinan pelaku ekonomi dan kondisi penghasilan yang secara umum stabil.
“Belanja Pemerintah terkait pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), belanja sosial, dan berbagai insentif lainnya, serta kenaikan permintaan musiman selama perayaan Idulfitri 1446 H juga mendukung konsumsi rumah tangga,” pungkasnya.
Dari sisi investasi, khususnya nonbangunan, pertumbuhan tetap terjaga sebagaimana tercermin dari meningkatnya impor barang modal, terutama alat berat.
Baca juga: BI Revisi Turun Proyeksi Ekonomi Global 2025 Jadi 2,9 Persen, Efek Tarif Resiprokal Trump
Sementara itu, ekspor nonmigas pada triwulan I-2025 mengalami peningkatan, terutama didorong oleh komoditas manufaktur seperti mesin serta besi dan baja ke negara-negara ASEAN.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi berbagai wilayah terindikasi tetap baik, terutama wilayah Kalimantan dan Jawa. (*)
Editor: Yulian Saputra
Poin Penting Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan sindikasi Rp870 miliar untuk proyek properti Borneo Bay… Read More
Poin Penting OJK optimistis kinerja perbankan 2026 tetap positif didukung tren penurunan suku bunga. Penurunan… Read More
Poin Penting Perundingan dagang RI–AS (ART) ditargetkan rampung dan ditandatangani awal 2026 RI buka akses… Read More
Poin Penting IHSG sesi I ditutup menguat tipis 0,03% ke level 8.587,49 Meski indeks hijau,… Read More
Poin Penting Kredit properti tumbuh 7,4% yoy menjadi Rp1.513,5 triliun per November 2025 Pertumbuhan didorong… Read More
Poin Penting BSI mendukung program MBG melalui pembiayaan pembangunan dapur SPPG di seluruh Indonesia. Hingga… Read More