CPI Genjot Percepatan Transisi Energi Indonesia

CPI Genjot Percepatan Transisi Energi Indonesia

Jakarta – Climate Policy Initiative (CPI) ditunjuk sebagai mitra teknis yang dipercaya oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) untuk meningkatkan pendanaan iklim dan dukungan teknis dalam mempercepat upaya transisi energi terbarukan di Indonesia melalui Platform Nasional Mekanisme Transisi Energi atau Energy Transition Mechanism (ETM) dan Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan atau Just Energy Transition Partnership (JETP) senilai USD20 miliar.

Dengan diumumkannya JETP, Indonesia menjadi negara kedua setelah Afrika Selatan yang memperoleh pendanaan iklim multinasional dari International Partners Group (IPG) sebagai anggota inti untuk menyusul peningkatan target pengurangan emisi dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2022.

Kemitraan JETP Indonesia dengan dukungan pembiayaan iklim terbesar hingga saat ini, diharapkan menjadi dorongan kuat untuk semakin meningkatkan kepercayaan diri dan kapasitas Indonesia dalam mempercepat proses penghentian pembangkit listrik tenaga batu bara dan peningkatan investasi energi terbarukan.

Direktur CPI Indonesia, Tiza Mafira, mengatakan bahwa kemitraan JETP memberikan kontribusi keuangan yang signifikan untuk mewujudkan tujuan iklim Indonesia, tantangan dan peluang utama yang terletak pada reformasi sektor energi dan rencana investasi terperinci yang harus dikembangkan pemerintah untuk memaksimalkan dampak positif sosial dan ekonomi dari pendanaan ini.

“Memanfaatkan keahlian dan pengalaman, kami melakukan analisis dan menyediakan bantuan teknis mengenai pembiayaan transisi energi kepada Kementerian Keuangan dan berbagai lembaga pemerintah terkait, CPI berkomitmen penuh dan siap membantu memastikan bahwa transisi energi di Indonesia benar-benar berjalan secara adil dan berkelanjutan,” ucap Tiza dalam keterangannya 15 November 2022.

Adapun, dalam kemitraan JETP yang diumumkan sehari setelah peluncuran Program Percepatan Investasi Transisi Batubara oleh Climate Investment Funds (CIF ACT), Indonesia akan memiliki akses ke modal lunak sebesar USD500 juta untuk mempercepat penghentian tenaga batu bara hingga 2 gigawatt dalam waktu 5-10 tahun, serta untuk mendorong pencapaian iklim serta tujuan pembangunan.

Diketahui, selain ditunjuk sebagai mitra teknis Platform Nasional ETM, CPI saat ini sedang mengembangkan kerangka pembiayaan transisi energi yang adil di wilayah pedesaan Indonesia bagian timur dan baru saja meluncurkan Fasilitas Akselerator Investasi PLTS pada BNEF Summit Bali untuk membantu mendorong pengembangan dan investasi energi terbarukan di Indonesia. (*)

Editor: Rezkiana Nisaputra

Related Posts

News Update

Top News