Jakarta – Presiden Direktur PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) Tigor M. Siahaan meyakini pertumbuhan kredit perbankan akan lebih baik tahun depan, seiring pulihnya sektor kesehatan, yang akan membuat ekonomi bangkit. Resilience dunia usaha akan membuat kondisi pemulihan ekonomi lebih baik, sehingga kredit akan tumbuh lebih tinggi.
“Bicara pertumbuhan kredit perbankan, memang hampir flat dari tahun lalu ke tahun ini. Tapi jangan lupa, bahwa 15%-20% dari kredit perbankan itu dicicil. Jadi ada orang cicil mobil, cicil rumah, atau investasi. Jadi sebenarnya walaupun terlihat flat, pengucuran kredit itu ada,” terang Tigor dalam webinar CIMB Niaga Forum Indonesia Bangkit Volume 3 : Optimisme Pemulihan Ekonomi 2022, yang digelar Rabu, 29 September 2021.
Tigor juga mengatakan, industri keuangan, khususnya perbankan harus hand in hand dalam upaya pemulihan ekonomi.
Pandemi yang sudah berlangsung hampir 2 tahun ini membuat banyak sektor terdampak.
Perbankan juga memainkan peran sesuai dengan arahan pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk soal restrukturisasi.
Ia menyebut, restrukturisasi kredit perbankan yang terdampak pandemi COVID-19 nilainya hampir tembus Rp1.000 triliun. Dengan outstanding sekitar Rp780 triliun. Para nasabah yang terdampak pandemi membutuhkan breathing room. Perbankan pun memberikan restrukturisasi agar mereka bisa kembali pulih, dan selamat melewati masa sulit akibat pandemi.
Di lain sisi, Tigor mengatakan pandemi seakan memaksa perbankan maupun masyarakat meng-embrace digitalisasi. Perbankan dituntut untuk terus berinovasi dari sisi pelayanan. CIMB Niaga pun terus berupaya untuk meningkatkan kapabilitasnya di aspek digitalisasi.
“Pandemi membuka pemahaman baru atas digitalisasi, inovasi yang makin nyata. Kami terus meningkatkan kapabilitas kami di digitalisasi perbankan. Mudah-mudahan bisa terus memudahkan nasabah dengan produk dan layanan yang inovatif,” imbuhnya. (Ari Astriawan)