Jakarta – Di tengah tantangan ekonomi yang masih membayangi sepanjang semester pertama 2025, Bank CIMB Niaga kembali menunjukkan ketangguhannya. Bank ini meraup laba bersih konsolidasi Rp3,51 triliun pada Juni 2025, tumbuh 1,95 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Mengutip laporan keuangan publikasi Bank CIMB Niaga pada Rabu, 30 Juli 2025, kenaikan laba ini didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga sebesar 4,56 persen yoy, dari Rp11,85 triliun menjadi Rp12,39 triliun. Di lain sisi, beban bunga mengalami peningkatan yang lebih tinggi, yakni 11,01 persen yoy menjadi Rp5,77 triliun, sejalan dengan kondisi pasar dana yang lebih kompetitif.
Kombinasi itu menyebabkan pendapatan bunga bersih Bank CIMB Niaga sedikit tertekan, turun 0,48 persen menjadi Rp6,62 triliun. Meski demikian, efisiensi tetap menjadi kekuatan bank ini. Beban operasional lainnya tercatat turun 4,25 persen menjadi Rp2,19 triliun, mencerminkan pengelolaan biaya yang semakin optimal.
Baca juga: KB Bank Catat Laba Bersih Rp373 Miliar, Fokus Menuju Profitabilitas Berkelanjutan
Dari sisi intermediasi, bank dengan kode saham BNGA ini berhasil menjaga pertumbuhan kredit yang sehat di tengah kondisi pasar yang masih penuh tantangan. Total penyaluran kredit mencapai Rp231,84 triliun, tumbuh 6,80 persen dibandingkan posisi Juni 2024. Kredit konvensional tumbuh 8,36 persen, sedangkan pembiayaan syariah meningkat 2,52 persen.

Yang patut diapresiasi, kualitas kredit tetap terjaga baik, dengan rasio kredit bermasalah (NPL gross) turun menjadi 1,88 persen dari sebelumnya 2,15 persen. NPL net juga stabil di angka 0,80 persen, jauh di bawah ambang batas 5 persen yang ditetapkan regulator. Hal ini mencerminkan penerapan prinsip kehati-hatian yang konsisten dari bank yang dipimpin Lani Darmawan sebagai presiden direktur ini.
Dari sisi penghimpunan dana, Bank CIMB Niaga mencatat pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 4,82 persen menjadi Rp261,89 triliun. Yang patut disorot adalah pertumbuhan dana murah (CASA) yang mencapai 10,90 persen, naik dari Rp162,88 triliun menjadi Rp180,64 triliun.
Porsi dana murah terhadap total DPK (rasio CASA) pun meningkat signifikan menjadi 68,98 persen dari sebelumnya 65,19 persen. Kenaikan ini sangat positif karena dana murah memberikan kontribusi penting terhadap efisiensi biaya dana, margin yang lebih baik, serta stabilitas keuangan bank secara keseluruhan.
Secara total, aset Bank CIMB Niaga per Juni 2025 mencapai Rp357,87 triliun, naik 3,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Penguatan struktur permodalan juga menjadi fondasi penting dalam menjaga kinerja bank.
Modal inti meningkat 11,21 persen menjadi Rp51,39 triliun, dan rasio kecukupan modal (CAR) menguat ke level 24,02 persen. Dengan rasio CAR tersebut, Bank CIMB Niaga memiliki ruang yang cukup luas untuk ekspansi kredit dan menjaga ketahanan terhadap risiko keuangan.
Baca juga: Semester I 2025, Kredit Bank Mestika Tumbuh di Atas Industri dan Kualitas Tetap Terjaga
Beberapa rasio keuangan lainnya tetap berada dalam batas optimal. Return on assets (ROA) tercatat 2,48 persen, sementara return on equity (ROE) berada di angka 13,51 persen. Loan to deposit ratio (LDR) pun berada dalam rentang ideal, naik menjadi 87,27 persen, menandakan efektivitas penyaluran dana tanpa mengorbankan likuiditas.
Efisiensi operasional Bank CIMB Niaga juga tercermin dari rasio BOPO yang tetap terjaga pada level 72,80 persen, masih jauh di bawah batas ideal 85 persen. Hal ini menunjukkan bahwa bank ini tetap efisien dalam menjalankan kegiatan operasionalnya meski harus menghadapi peningkatan tekanan biaya.
Secara keseluruhan, kinerja Bank CIMB Niaga di paruh pertama 2025 menunjukkan kekuatan fundamental yang solid dan manajemen risiko yang andal. Bank ini berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan, menjaga efisiensi, serta tetap fokus pada kualitas kredit dan penguatan dana murah. (*) Ari Nugroho









