Jakarta – Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Namun, keadaan itu tidak berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Pemerataan pembangunan dan hasilnya tidak dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat di seloroh pelosok negeri. Tingkat ketimpangan sosial dan ekonomi masih cukup besar.
Pembahasan hal tersebut mengemuka saat peluncuran dan bedsh buku karya A. Muhaimin Iskandar yang berjudul Visioning Indonesia: Arah Kebijakan dan Peta Jalan Kesejahteraan. Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Cak Imin ini mengatakan pentingnya visi Indonesia dibicarakan lagi. Mengingat, kondisi kita saat ini masih jauh dari cita-cita pendirian negara ini. Seperti yang telah diamanat oleh konstitusi, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Tentu untuk mewujudkan cita-cita luhur itu membutuhkan ikhtiar dan perjuangan dari segenap anak bangsa. Sehingga, di setiap lini kehidupan berbangsa dan bernegara tak terputus dengan fondasi dan cita-cita luhur pendirian bangsa ini.
Buku yang diluncurkan pada 7 September 2022 ini merupakan hasil perenungan dan refleksi dari perjalanan Cak Imin ke berbagai daerah. Bagi pria yang kini menjabat sebagai Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) ini, buku yang ditulisnya menjadi pengingat agar bisa terus berjalan pada landasan perjuangan dan cita-cita bangsa. “Dari kunjungan ini saya mendapatkan masih ada sejumlah masalah mendasar soal keadilan dan ketimpangan,” ungkap Cak Imin.
Hingga saat ini demokrasi di Indonesia masih dimaknai secara teknis prosedural, bukan secara subtantif. Demokrasi tak lagi hanya bicara soal equal opportunities, namun juga harus bisa mendorong equal outcome.
Tentu saja ikhtiar-ikhtiar yang dilakukan membutuhkan strategi agar bisa dilakukan secara tepat dengan hasil maksimal sesuai tujuan. Karena itu, saya pun telah menyusunnya dalam buku ini. Menurut Cak Imin, ada beberapa strategi penting yang harus menjadi fokus, di antaranya pendidikan.
“Salah satu yang monumental dari reformasi di negeri ini ialah anggaran pendidikan yang sebesar 20% dari APBN. Hasilnya bisa kita lihat saat ini. Namun, ke depannya tentu ini harus ditingkatkan, dan membuat program prioritas. Saya merancang usia belajar 18 tahun, atau sampai perguruan tinggi. Kesejahteraan guru juga harus ditingkatkan, dan program beasiswa untuk kuliah di universitas terbaik di dunia juga harus diperbanyak,” terang Cak Imin.
Ke depan, Indonesia harus bisa menjadi negara yang mandiri di segala bidang. Kita harus bisa menjadi negara yang mandiri secara fiskal dan keuangan. Kita juga harus menjadi negara yang mandiri untuk urusan pangan dan energi di tengah ancaman krisis energi dan pangan. Kita juga harus menjadi negara yang unggul dalam bidang teknologi dan digital. Namun, tentunya tetap harus sesuai dengan cita-cita luhur, yakni negara yang memberikan keadilan dan kesejahteraan bagi setiap warga negaranya. (Wahyu)