Jakarta – Nilai tukar rupiah sepertinya belum mampu bergerak menguat signifikan atau masih bertahan pada level Rp14.000 an per dolar AS, meski suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sudah naik sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,5 persen.
Pada hari ini (18/5) rupiah dibuka menguat tipis hanya 5 poin atau 0,04 persen di level Rp14.053 per dolar AS. Nilai tukar rupiah diperkirakan belum mampu menguat untuk berada dibawah level Rp14.000 per dolar AS atau masih akan bergerak pada rentang Rp14.050- Rp14.100 per dolar AS.
Bahkan, tak lama setelah pembukaan, rupiah justru berbalik anjlok 55 poin atau 0,39 persen ke level Rp14.113 per dolar AS pukul 09.00. Hal ini menunjukkan, bahwa kenaikan suku bunga acuan yang sebesar 25 bps belum mampu mendorong rupiah untuk keluar dari level yang tidak mencerminkan fundamentalnya.
Baca juga: Keperkasaan Dolar Terhadap Rupiah Diprediksi Bakal Memudar
Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail dalam risetnya di Jakarta, Jumat, 18 Mei 2018 mengatakan, penguatan dolar AS yang terjadi hari ini lebih disebabkan oleh kenaikan yield US treasury sebesar 2 bps ke level 3,12 persen yang juga seiring dengan kuatnya data tenaga kerja di AS.
Lebih lanjut dirinya mengungkapkan, berdasarkan data initial jobless claim di AS selama empat minggu berturut-turut, secara rata-rata turun sebesar 2.750 menjadi 213.250 di minggu lalu. Kondisi ini telah mendorong ekspektasi pasar bahwa unemployment rate di AS akan stabil di kisaran 3,9 persen di Mei.
“Dolar AS diperkirakan bergerak menguat di level 93-94 terhadap beberapa mata uang utama dunia lain. Rupiah diperkirakan bergerak stabil meski BI sudah memutuskan untuk menaikan suku bunga sebesar 25 bps kemarin,” ujarnya. (*)