Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, kenaikan suku bunga acuan yang secara agresif menjadi 5,75% pada Januari 2023 tidak akan memengaruhi likuiditas di perbankan.
“Meskipun naiknya 225 bps secara keseluruhan, likuiditas perbankan kan berlebih dan memang kami pastikan berlebih. Oleh karena itu, kenapa suku bunga kredit tidak naik tinggi,” ungkap Perry dalam RDG Januari 2023, Kamis, 19 Januari 2023.
Dia pun mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada para bankir di Indonesia karena tidak menaikan suku bunga perbankan khususnya suku bunga kredit ketika BI terus menaikan tingkat suku bunga acuannya.
Hingga saat ini, kenaikan suku bunga kredit perbankan selama periode meningkatnya BI Rate hanya sebesar 21 bps atau 0,21%.
“Saya terimakasih para bankir-bankir yang tidak menaikan suku bunga kredit, 0,21% itu wajar dan apalagi sudah ada kata-kata dari pertanyaan sebelumnya kami kasih “memadai” untuk kenaikan BI Rate,” ujar Perry.
Sehingga, menurutnya, kalau likuiditas berlebih, maka kenaikan suku bunga deposito tidak harus ditransmisikan ke suku bunga kredit.
“Kami terus mengimbau dan mengajak perbankan, likuiditas kami jamin berlebih, kalau likuiditas berlebih suku bunga deposito belum tentu atau tidak harus ditransmisikan ke suku bunga kredit,” tegasnya.
Seperti diketahui, likuiditas perbankan pada Desember 2022 tetap terjaga didukung oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 9,01% yoy. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio /CAR) perbankan November 2022 tetap tinggi sebesar 25,45%.
Hal ini seiring dengan kuatnya permodalan, risiko kredit tetap terkendali yang tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan /NPL) pada November 2022 yang tercatat 2,65% (bruto) dan 0,75% (neto). (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra