Bulan Literasi Kripto 2025 Dimulai, OJK Dorong Edukasi dan Inklusi Keuangan Digital

Bulan Literasi Kripto 2025 Dimulai, OJK Dorong Edukasi dan Inklusi Keuangan Digital

Jakarta – Asosiasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) kembali menggelar Bulan Literasi Kripto (BLK) 2025 pada 3 Februari 2025. Ini merupakan kali ketiga acara tersebut diadakan dan akan mencakup roadshow di lima kota, yakni Medan, Makassar, Surabaya, Pontianak, dan Jakarta.

Melihat hal itu, Kepala Eksekutif OJK Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD), Hasan Fawzi, menegaskan bahwa OJK turut serta dalam mendorong peningkatan literasi masyarakat terkait aset kripto. Upaya ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman investor sekaligus memajukan industri aset kripto di Indonesia.

Menurut Hasan, pemahaman yang lebih baik mengenai aset kripto sangat penting untuk melindungi konsumen dan mencegah risiko misinformasi, manipulasi pasar, serta praktik investasi yang tidak bertanggung jawab.

“Kami mendorong seluruh pemangku kepentingan, secara khususnya para Pedagang Aset Kripto dapat berperan sebagai aktor penting untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan kripto,” ujar Hasan dalam Bulan Literasi Kripto di Jakarta, Senin, 3 Februari 2025.

Baca juga: Gak Lama Lagi Terbit, OJK Siapkan Pedoman Keamanan Siber untuk Aset Kripto

Hasan juga berharap bahwa BLK 2025 dapat membantu masyarakat memahami manfaat serta risiko aset kripto.

Selain itu, acara ini diharapkan mampu menjadi katalisator dalam mendorong eksplorasi aset keuangan digital secara bertanggung jawab dan berorientasi pada keberlanjutan.

Dalam konteks ini, OJK berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem aset kripto pascatransisi pengawasan dari Bappebti ke OJK, dengan menekankan kolaborasi dan inovasi berkelanjutan.

Baca juga: OJK Buka-bukaan Soal Perkembangan Kasus TaniFund dan Investree

Perkembangan industri aset kripto di Indonesia terus menunjukkan tren positif. Hingga akhir 2024, nilai transaksi aset kripto mencapai Rp650 triliun, dengan 22,9 juta akun pelanggan terdaftar.

Capaian tersebut menjadikan Indonesia menempati peringkat ke-3 dalam Global Crypto Adoption Index, menunjukkan tingginya minat dan adopsi aset kripto di dalam negeri. (*)

Editor: Yulian Saputra

Related Posts

Top News

News Update