BTN Terbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Senilai Rp1,5 Triliun

BTN Terbitkan Obligasi Berkelanjutan IV Senilai Rp1,5 Triliun

Jakarta – Untuk memperluas ekpansi kredit, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV.  Pada tahap I Obligasi Berkelanjutan IV tahun 2020 tersebut direncanakan sebesar Rp1,5 triliun.

“Obligasi ini sesuai dengan Rencana Bisnis Bank (RBB) BTN tahun 2020 – 2022, yang akan digunakan perseroan untuk memperkuat bank dalam mengembangkan bisnis pembiayaan perumahan,” ujar Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury dalam keterangannya yang dikutip di Jakarta, Rabu, 22 Juli 2020.

Pahala menjelaskan, BTN telah membuka penawaran sejak 10 Juli lalu dan akan berakhir pada  23 Juli mendatang. Adapun target dari Obligasi Berkelanjutan Tahap IV ini menurut Pahala untuk membidik para pemilik atau pengelola dana baik perbankan, manajer investasi, maupun Dana Pensiun.

Saat ini, kata dia, merupakan momen yang tepat karena sejumlah alasan diantaranya tren penurunan suku bunga acuan, seperti yang diketahui Bank Indonesia telah memangkas BI rate sejak awal tahun 2020, selain itu indikator makro juga masih stabil seperti inflasi rendah, nilai tukar yang stabil dan masih kondusif bagi pasar obligasi.

Pahala menilai kondisi tersebut membuat pasar obligasi ramai peminat terbukti penerbitan obligasi yang dilakukan oleh beberapa emiten lain mendapatkan oversubscribe atas obligasi yang diterbitkan. “Hal ini menunjukkan minat pasar masih dinilai baik dan kami optimistis dapat mencapai target penyerapan yang sudah dipatok Rp1,5 triliun,” ucap Pahala.

Bank BTN merilis Obligasi Berkelanjutan IV dalam sejumlah seri. Obligasi Berkelanjutan IV Bank BTN Tahap I Tahun 2020 akan terbagi dalam tiga seri dengan indikasi kupon yang berbeda di setiap serinya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Finance, Planning and Treasury BTN, Nixon LP Napitupulu menjelaskan obligasi Seri A dengan tenor 370 hari memiliki indikasi kupon sebesar 6,25%-7,15%, sementara Seri B dengan tenor tiga tahun memiliki indikasi kupon berkisar 7,40% hingga 8,40% dan Seri C dengan tenor 5 tahun menawarkan indikasi kupon di rentang 7,90% hingga 8,90%.

Indikasi kupon tersebut, jelas Nixon, lebih menarik jika dibandingkan dengan Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor yang sama. Sebagai informasi, per 8 Juli 2020, berdasarkan data Bloomberg, SUN dengan tenor 1 tahun memiliki yield 4,79%, sementara tenor 3 tahun sebesar 6,05% dan SUN tenor 5 tahun memiliki yield sebesar 6,45%.

BTN tercatat telah menerbitkan Obligasi Berkelanjutan I, II, dan III, yang selalu mendapat sambutan baik dari investor. Tahun 2012 dan 2013, Obligasi Berkelanjutan I sukses meraih pendanaan sebesar Rp4 triliun, sementara Obligasi Berkelanjutan II yang terbit periode 2015 dan 2016  meraup dana sebesar Rp6 triliun sedangkan Obligasi Berkelanjutan III yang berlangsung tahun 2017 dan 2019 lalu meraih total pendanaan sebesar Rp9,14 triliun.

Sejak tahun 1989, BTN telah sukses menerbitkan obligasi sebanyak 23 kali, termasuk yang terakhir adalah Junior Global Bond sebesar USD300 Juta yang terbit dan oversubscribed lebih dari 13 kali permintaan pada awal tahun 2020 ini.

Likuiditas Bank BTN sangat kuat untuk menopang bisnis perseroan. Emiten dengan kode saham BBTN ini per 2020 mencatat rasio kecukupan likuiditas atau Liquidity Coverage Ratio (LCR) Bank BTN di atas 125% lebih baik dibandingkan posisi Juni 2019 tahun lalu yang sebesar 105,5%. (*)

Related Posts

News Update

Top News