Jakarta – PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera (Bringin Life) meluncurkan produk unit link Bringin Link dengan target pasar menengah.
Direktur Utama Bringin Life, Nandi Hamaki mengatakan, produk ini secara resmi akan di jual di pasaran pada 2 November 2015. “Ini agar Bringin Life dapat berkompetisi dan memenuhi kebutuhan masyarakat, mengingat sebagian masyarakat telah teredukasi dengan produk sejenis yaitu unit link,” kata Nandi di sela-sela acara HUT Bringin Life di Jakarta, Rabu, 28 Oktober 2015.
Sebelumnya lanjut Nandi, untuk mendukung program Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ke segmen lapisan menengah kebawah, Bringin Life telah meluncurkan dua produk mikro asuransi, yakni produk AM KKM (Asuransi Mikro Kecelakaan Kesehatan dan Meninggal Dunia) serta Bringin Ajaib. Untuk produk Asuransi Mikro AM KKM yang pertama kali diluncurkan pada bulan September 2014, kerjasama yang telah dilakukan dan akan terus dikembangkan adalah dengan BRI.
“Pertumbuhan AM KKM ini terus menunjukan angka pertumbuhan signifikan sekitar 27% dan untuk produk Bringin Ajaib, kerjasama yang telah kami lakukan dan akan terus kami optimalkan salah satunya adalah dengan Pegadaian,” ujar Nandi.
Sedangkan untuk produk Bringin Ajaib, yang pertama kali diluncurkan pada tanggal 28 Oktober 2014, pertumbuhan rata-rata adalah sekitar 15% dari bulan ke bulan sejak diluncurkan.
Kerjasama Bringin Life yang telah terjalin dengan pegadaian melalui produk Bringin Ajaib, diawali dengan penjualan kepada nasabah Pegadaian di 8 titik kantor cabang Pegadaian sebagai pilot project dan akan terus dikembangkan di 400 titik kantor cabang Pegadaian.
Selanjutnya, masih melalui produk Bringin Ajaib, Bringin Life bermitra dengan Bank BJB, untuk 8 cabang BJB sebagai proyek awal. Produk Bringin Life akan masuk ke semua BRI yang berjumlah 600 kantor cabang dan 10.000 kantor unit, termasuk priority banking. Hal ini sejalan dengan dukungan kuat dari induk usaha.
Adapun, saat ini agen bancassurance Bringin Life baru berjumlah 268 orang, ditargetkan jumlah ini bisa bertambah menjadi 1.000-2.000 agen. Sedangkan, agen yang menjual produk tradisional ada 1.300 orang. (*) Dwitya Putra