Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) optimis di tahun 2023 untuk terus melakukan ekspansi kredit secara berkelanjutan dengan target pertumbuhan sebesar 9% – 11%.
“Kita targetkan bisa tumbuh di tahun depan untuk kredit 9% sampai 11% . Target itu bagi BRI cukup besar karena kredit kita sudah mencapai Rp1.111 triliun. Jadi, untuk tumbuh 10% saja kita harus menyalurkan kredit net itu Rp111 triliun,” kata Sunarso, Direktur Utama BRI, Rabu, 16 November 2022.
Menurutnya, target tersebut, masih realistis, karena untuk tumbuh secara berkelanjutan BRI memiliki empat syarat dan sudah dipenuhi oleh pihaknya.
Pertama, BRI sudah berhasil membentuk pertumbuhan kredit baru yaitu Holding Ultra Mikro, yang tumbuh sebesar 14%. Kedua, bank harus memiliki modal yang cukup, BRI tercatat saat ini BRI memiliki Capital Adequancy Ratio (CAR) secara grup sebesar 26% dan bank only 24%.
“Dalam memenuhi basel III dan sebagai countercyclical buffer hanya dibutuhkan CAR 17,5%, apabila punya CAR sampai 26% maka sebenarnya kita lebih memiliki modal yang lebih dari cukup untuk tumbuh,” ungkapnya.
Ketiga, bank harus punya likuiditas yang cukup. Sat ini, likuiditas BRI sangat memadai yang tercermin dari loan to deposit ratio (LDR) secara konsolidasi yang mencapai 88,51% per September 2022. Sedangkan, LDR yang optimal ada di level 92%.
Keempat, tumbuh secara sustain dengan menjaga kualitas pertumbuhan. Tercermin dari kehati-hatian dalam menerapkan risk management mengelola portofolio kredit. Pencadangan terhadap kredit bermasalah atau NPL coverage BRI tercatat sebesar 278,79% per September 2022.
“Hati-hati saja tidak cukup apabila kita tidak punya bantalan yang cukup maka kemudian memanage pencadangan apabila tyerjadi pemburukan kualitas aset itu menjadi penting,” jelas Sunarso.
Sebagai informasi, Hingga akhir September 2022, total kredit dan pembiayaan BRI Group tercatat sebesar Rp1.111,48 triliun atau tumbuh 7,92% yoy. Secara khusus, portofolio kredit UMKM BRI tercatat meningkat sebesar 9,83% yoy dari Rp852,12 triliun di akhir September 2021 menjadi Rp935,86 triliun di akhir September 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus meningkat, menjadi sebesar 84,20%.
Apabila dirinci lebih detail, portofolio kredit segmen mikro BRI tercatat tumbuh 14,12% yoy, segmen konsumer tumbuh 7,55% yoy, segmen kecil & menengah tumbuh 2,89% yoy, dan segmen korporasi terkontraksi 1,24% yoy, dimana hal tersebut selaras dengan upaya BRI untuk terus meningkatkan porsi kredit UMKM hingga mencapai 85%. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra