BRI Sebut Pemangkasan BI Rate Dorong Konsumsi Domestik dan Investasi

BRI Sebut Pemangkasan BI Rate Dorong Konsumsi Domestik dan Investasi

Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyambut positif langkah Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen.

“Kami memandang kebijakan ini sebagai sinyal positif yang sejalan dengan upaya menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan,” kata Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI saat dihubungi Infobanknews, Kamis, 17 Juli 2025.

Hendy menyatakan, penurunan suku bunga ini diharapkan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, meningkatkan investasi serta mendorong konsumsi masyarakat, sejalan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendorong ekonomi.

Baca juga: Ekonom: Penurunan BI Rate Jadi Stimulus Sektor Riil

“Bagi BRI, penurunan suku bunga ini diharapkan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang semakin baik ke depannya, meningkatkan investasi serta mendorong konsumsi masyarakat ke arah yang semakin positif, ditambah dengan adanya kebijakan-kebijakan pemerintah yang mendorong ekonomi,” tambahnya.

Hendy menyebut, BRI akan selalu mencermati dinamika pasar dan kebijakan moneter dalam memastikan strategi bisnis tetap adaptif dan selaras dengan kebutuhan perekonomian nasional.

“Ke depan, BRI akan terus mencermati dinamika pasar dan kebijakan moneter untuk memastikan strategi bisnis tetap adaptif dan selaras dengan kebutuhan perekonomian nasional,” ungkap Hendy.

Baca juga: Tok! BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,25 Persen

Sebagaimana diketahui, BI memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen. Pun demikian dengan suku bunga Deposit Facility dan suku bunga Lending Facility yang dipangkas 25 bps masing-masing menjadi 4,5 persen dan 6 persen di Juli 2025.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ini konsisten dengan makin rendahnya prakiraan inflasi tahun 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1 persen, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamentalnya, serta perlunya untuk terus mendorong pertumbuhan ekonomi. (*)

Editor: Galih Pratama

Related Posts

News Update

Netizen +62