Hingga akhir tahun, Perseoan harus menyalurkan KUR sebesar Rp21, 4 triliun. Ria Martati
Jakarta–PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatat, sejak di re-launching pada minggu ketiga bulan Agustus hingga minggu ketiga bulan September 2015, perseoan telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat atau KUR (realisasi kumulatif) sebesar Rp 2,1 Triliun, kepada lebih dari 153 ribu pelaku UMKM di seluruh pelosok tanah air.
“Keberhasilan menembus angka Rp2 triliun hanya dalam waktu singkat tentu merupakan prestasi membanggakan yang menunjukkan keseriusan Bank BRI dalam melakukan akselerasi penyaluran KUR sejak moratorium dibuka kembali,” ujar Corporate Secretary BRI, Budi Satria dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin, 28 September 2015.
Dari jumlah KUR yang telah disalurkan tersebut, sektor perdagangan masih mendominasi pembiayaan, yaitu sekitar 69,30 %. Kemudian berturut-turut pembiayaan terbanyak di sektor pertanian 19,95 %, dan ke sektor ekonomi lainnya. Menurutnya, ada 3 wilayah yang menyerap KUR paling banyak yakni Wilayah Sulawesi Selatan sebesar Rp 268,93 M (12,41%); Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur sebesar Rp 216,02 M (9,97%); serta Yogyakarta sebesar Rp 203,34 M (9,38%).
“Sedangkan sisanya relatif cukup merata di wilayah lainnya di seluruh Indonesia, meratanya penyaluran KUR ini juga menjadi bukti bahwa akselerasi KUR benar-benar dilakukan secara merata di seluruh wilayah di Tanah Air. Seluruh jajaran BRI memiliki semangat yang sama tingginya dalam menyukseskan program KUR dan memastikan bahwa target Rp21 T yang diamanahkan kepada BRI bisa terwujud,” imbuhnya. Dari segi kualitas kredit, level NPL KUR BRI tercatat berada di posisi 0%. (*)