Jakarta – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) terus memacu bisnis penyaluran kreditnya ditengah perlambatan penyaluran kredit secara industri. Di mana sebelumnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan, pertumbuhan penyaluran kredit hingga kuartal I-2020 diperkirakan masih melemah dibawah 7%.
Direktur Utama BRI Sunarso menyebut, pihaknya optimis membidik target penyaluran kredit sebesar 10% disepanjang tahun 2020. Dirinya tak memungkiri bahwasanya ekonomi global sedang mengalami pasang surut, namun pihaknya optimis dapat melalui hal tersebut.
“Kita omong saja target kredit, kita masih berani mentargetkan pertumbuhan kredit katakanlah 10 persen plus minus. Ya itu sepanjang tahun,” kata Sunarso dalam BRI Group Economic Forum 2020 di Ritz-Calton Jakarta, Rabu 29 Januari 2020.
Sunarso menambahkan, pihaknya akan terus mengantisipasi gejolak ekonomi global maupun domestik di sepanjang tahun 2020. Salah satu strategi BRI dalam menghadapi ketidakpastian tersebut ialah dengan mengelola balance sheet kinerja keuangan.
“Kita punya kemampuan untuk mengelola segala macam tantangan. Ke depan tentu arahan mengikuti fiskalnya dan signalnya yang kita tangkap harus mengelola balance sheet,” tambah Sunarso.
Sebagai informasi saja,hingga sepanjang 2019, BRI mampu menyaluran kredit yang mencapai Rp908,88 triliun atau tumbuh 8,44%. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara industri yang hanya 6,08%.
Lebih rinci lagi, sepanjang tahun lalu pertumbuhan kredit pada segmen mikro BRI tumbuh double digit di angka 12,19% atau sebesar Rp307,72 triliun. Bahkan porsi kredit mikro pada Bank BRI sebagai perusahaan induk saja telah meningkat dari 34,3% menjadi 35,8%.
Disamping kredit mikro, pertumbuhan kredit BRI juga ditopang oleh pertumbuhan kredit ritel dan menengah yang tumbuh 12,08% yoy menjadi Rp269,64 Triliun di akhir tahun 2019. Selain tumbuh positif dan diatas rata rata industri, BRI juga mampu menjaga kualitas kredit di level ideal yakni NPL 2,80% dengan NPL Coverage mencapai 153,64%.