Jakarta – Senior Vice President Digital Risk Division Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Nugroho Pancayogo mengungkapkan tantangan transformasi digital bagi Perseroan dalam menjangkau masyarakat untuk memiliki kesadaran digital.
Terlebih, BRI fokus pada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) tersebar di pelosok negeri, yang masyarakatnya dinilai banyak yang belum melek digital.
Nugroho mengatakan tantangan tersebut, yakni membentuk Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai penyuluh digital kepada nasabah-nasabah di seluruh pelosok Indonesia.
Baca juga: Ini Kata Bankir Senior Soal Tolok Ukur Bank Sukses dalam Transformasi Digital
“Penyuluh digital itu merupakan suatu tantangan, karena pekerja kami banyak dan tersebar dan pada saat kita sudah selesai melakukan training awarness kepada penyuluh digital tersebut, ternyata teknologi sudah berganti, tantangan sudah berganti, tren juga sudah berubah,” kata Nugroho dalam acara Growth Summit 2024 yang diselenggarakan Moengage dan Infobank Digital, Kamis, 29 Agustus 2024.
Selain itu, kata Nugroho, pola atau modus dari kejahatan digital juga semakin berkembang dan beragam dalam menyerang nasabah.
“Pola modus sudah berubah sekarang. Dulu kartu ATM skimming, sekarang berubah lagi menjadi yang APK jahat. Itu adalah tantangan kami,” jelasnya.
Baca juga: Bos Bank DKI: Konsistensi jadi Kunci Customer Experience yang Unggul
Meski begitu, BRI terus melakukan pengembangan terhadap literasi digital untuk nasabahnya. Misalnya saja, penyuluh digital yang berada di daerah-daerah tersebut me-literasi nasabah mikro dan ultramikro terhadap bahaya penipuan dan kesadaran digital.
“Relations manager kami itu difungsikan sebagai penyuluh digital, di mana awareness terhadap password, awarness terhadap bahaya-bahaya soceng (social engineering) dan bahaya penipuan lainnya,” pungkasnya. (*)
Editor: Galih Pratama