Senior Vice President Marketing Communication Group BSI, Muhammad Arif Gunawan. (Tangkapan layar Zoom: Ayu Utami)
Jakarta - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus memperkuat posisinya sebagai lokomotif industri keuangan syariah nasional melalui strategi branding yang mengedepankan keseimbangan antara nilai spiritual dan kebutuhan finansial masyarakat modern.
Senior Vice President Marketing Communication Group BSI, Muhammad Arif Gunawan, menjelaskan bahwa sejak fase merger pada 2021, BSI memandang brand bukan sekadar identitas visual, melainkan value yang menjadi jembatan antara spiritualitas dan modernitas.
“Brand BSI bukan hanya logo atau warna, tapi nilai yang memadukan spiritualitas dan kebutuhan finansial masyarakat saat ini. Bagi kami, branding adalah aset organisasi terbesar yang harus dibangun secara konsisten dan berkelanjutan,” ujar Arif dalam forum bertema “Beyond The Customer Experience: What Truly Builds a Healthy Brand?” yang diselenggarakan Infobank dan Marketing Research Indonesia (MRI), secara virtual, Rabu, 8 Oktober 2025.
Baca juga: Simak! Inilah Keterkaitan Kesehatan Brand dengan DPK Bank
Menurut Arif, fase merger tiga bank syariah milik BUMN pada 2021 menjadi tantangan tersendiri karena dilakukan di tengah pandemi COVID-19.
Selain menyatukan sistem dan teknologi, BSI juga perlu menyelaraskan tiga kultur organisasi berbeda agar menjadi satu kesatuan.
Meski penuh tantangan, proses tersebut dijalani dengan visi yang kuat, yaitu menjadikan BSI sebagai salah satu dari Top 10 Global Islamic Banks. Visi inilah yang menjadi fondasi pengembangan reputasi, brand equity, dan positioning BSI di industri keuangan nasional maupun global.
Arif menjelaskan, strategi membangun brand BSI dijalankan melalui tiga tahap utama. Pertama, Internal Alignment adalah memastikan seluruh insan BSI memahami dan menghayati nilai brand.
Kedua, Measurement, yaitu memastikan seluruh aspek brand terukur dengan baik. Dan ketiga, Improvement atau melakukan penguatan dan perbaikan berkelanjutan berdasarkan hasil pengukuran.
“Kami menanamkan rasa kepemilikan kolektif terhadap brand agar setiap lini, dari kantor pusat hingga cabang memahami perannya dalam menjaga konsistensi dan kualitas layanan,” tutur Arif.
Baca juga: 5 Tantangan Bank Digital dalam Membangun Brand dan Menjaring DPK
Konsep tersebut diwujudkan melalui inisiatif Ideal Super Team for Brands, di mana seluruh pegawai BSI dilibatkan dalam menjaga pengalaman nasabah di setiap touch point seperti kantor cabang, ATM, layanan digital, maupun produk.
Hasil pengukuran internal dan eksternal menunjukkan bahwa brand awareness dan brand equity BSI terus meningkat. Hingga kuartal II 2025, pertumbuhan brand awareness BSI tercatat naik sekitar 5 persen, di saat sebagian pelaku industri lain mengalami stagnasi bahkan penurunan.
Arif menyebut, pencapaian ini merupakan bukti bahwa strategi komunikasi dan branding BSI berjalan di jalur yang tepat.
“Kami ingin BSI mampu riding the wave—menavigasi dinamika industri dan pasar secara berkelanjutan. Sebelum masyarakat percaya (trust), mereka harus mengenal (know) siapa BSI. Dari sana tumbuh kepercayaan, lalu keterlibatan (engagement), dan akhirnya loyalitas,” jelasnya.
Baca juga: BSI Optimistis Penyaluran FLPP Terserap 3.000 Unit pada September 2025
BSI menargetkan untuk terus memperkuat healthy funnel, yakni pertumbuhan brand awareness yang sehat dan berlapis. Fokus utama tetap pada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap brand BSI sebelum membangun kepercayaan dan loyalitas.
Arif menegaskan, penguatan brand menjadi bagian dari perjalanan jangka panjang BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.
“Kami tidak ingin berhenti di titik brand health atau brand power saat ini. Kami akan terus menantang diri untuk tumbuh lebih tinggi lagi, agar BSI mampu menjadi top of mind bank syariah modern dan tepercaya,” pungkasnya. (*) Ayu Utami
Page: 1 2
Poin Penting Unilever Indonesia membagikan dividen interim 2025 sebesar Rp3,30 triliun atau Rp87 per saham,… Read More
Poin Penting IFAC menekankan pentingnya kolaborasi regional untuk memperkuat profesi akuntansi di Asia Pasifik, termasuk… Read More
Poin Penting BAKN DPR RI mendorong peninjauan ulang aturan KUR, khususnya agar ASN golongan rendah… Read More
Poin Penting IHSG menguat ke 8.655,97 dan sempat mencetak ATH baru di level 8.689, didorong… Read More
Poin Penting Konsumsi rumah tangga menguat jelang akhir 2025, didorong kenaikan penjualan ritel dan IKK… Read More
Poin Penting Kementerian PKP tengah memetakan kebutuhan hunian bagi korban banjir bandang di Sumatra melalui… Read More