Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2023 terjadi inflasi sebesar 0,21% dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 115,24. Sedangkan, tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2023 terhadap Juli 2022) tercatat 3,08% dan tingkat inflasi tahun kalender (Juli 2023 terhadap Desember 2022) sebesar 1,45%.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini mengatakan, inflasi di bulan Juli 2023 secara bulan ke bulan lebih tinggi, dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,14%.
Baca juga: Waspada! Cuaca Ekstrem Berpotensi Dongkrak Inflasi Pangan
“Namun, angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulan yang sama tahun lalu Juli 2022 yang sebesar 0,64%,” ujar Pudji dalam Rilis BPS, Selasa, 1 Agustus 2023.
Penyumbang inflasi terbesar pada Juli 2023 berdasarkan kelompok pengeluaran adalah transportasi sebesar 0,58% dengan andil 0,08%. Komoditas penyumbang inflasi secara mtm terbesar yaitu, angkutan udara dengan andil 0,06%, daging ayam ras 0,04%, cabai merah 0,03%, bawang putih 0,02%.
Kemudian, biaya sekolah dasar, biaya sekolah menengah pertama, biaya sekolah menengah atas, telur ayam ras, rokok kretek filter dan kentang yang masing-masing sebesar 0,01%.
Dari 90 kota yang dipantau, terdapat 77 kota yang mengalami inflasi. Bila dirinci, 46 kota diantaranya memiliki inflasi diatas inflasi nasional dan 31 kota lainnya dibawah inflasi nasional. Namun, pada saat yang sama sebanyak 13 kota mengalami deflasi.
“Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 1,43% utamanya disebabkan oleh tarif angkutan udara dengan andil 0,48%, ikan segar 0,34%, beras 0,23%, sirih 0,17%, dan cabai rawit 0,14%. Sedangkan, deflasi terdalam di Kota Tual sebesar -0,50%,” jelasnya.
“Kemudian, inflasi menurut komponen, yaitu komponen inti pada Juli 2023 mengalami inflasi bulanan sebesar 0,21% mtm, didorong oleh inflasi semua komponen,” tambahnya.
Baca juga: Tekan Inflasi, Bank Mandiri Ramal The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga Sekali Lagi di 2023
Komponen harga yang diatur pemerintah mengalami inflasi bulanan sebesar 0,44% mtm, dengan andil inflasi sebesar 0,09%. Didorong oleh komoditas tarif angkutan udara dan rokok kretek filter.
Sedangkan, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 0,17% mtm, memberikan andil sebesar 0,03%. Penyumbang utama inflasi tersebut adalah komoditas daging ayam ras, cabai merah, bawang putih, telur ayam ras, dan kentang.
Selanjutnya, komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,13%, lebih tinggi dari Juni 2023 sebesar 0,12%, dengan andil sebesar 0,09%. Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah biaya sekolah SD, biaya sekolah SMP, dan biaya sekolah SMA.(*)
Editor: Rezkiana Nisaputra