Jakarta – Industri asuransi menghadapi tekanan berat sepanjang tahun 2024, termasuk penurunan penjualan kendaraan dan inflasi biaya kesehatan. Presiden Direktur Sompo Insurance, Eric Nemitz, mengungkapkan bahwa penurunan penjualan mobil hingga 20 persen memberikan dampak signifikan pada bisnis asuransi kendaraan.
“Penurunan ini menciptakan tantangan besar bagi kami, namun kami berhasil mencapai 99 persen dari target kami untuk asuransi kendaraan,” ujarnya dalam acara Media Gathering, di Jakarta, Senin, 23 Desember 2024.
Eric menekankan pentingnya membangun kepercayaan jangka panjang dengan pelanggan dan mitra bisnis. Menurutnya, keberhasilan perusahaan asuransi akan terlihat saat menghadapi krisis, ketika nilai produk dan layanan benar-benar diuji.
“Kami telah bekerja keras selama bertahun-tahun untuk memastikan pelanggan tetap memilih kami di masa sulit,” tambahnya.
Baca juga: Begini Respons Sompo Insurance soal Program Asuransi Wajib TPL
Baca juga: Sompo Insurance Indonesia Sabet Penghargaan Top 20 Financial Institution 2023
Baca juga: Cara Sompo Insurance dan CIMB Niaga Cegah Nasabah dari Penipuan Transaksi Online
Selain itu, inflasi biaya kesehatan yang mencapai 15 persen juga menjadi sorotan. Eric menjelaskan bahwa kenaikan biaya kesehatan tidak hanya disebabkan oleh tarif rumah sakit yang meningkat, tetapi juga oleh perilaku pengguna layanan asuransi kesehatan.
“Beberapa pengguna cenderung memanfaatkan fasilitas kesehatan secara berlebihan tanpa mempertimbangkan biaya sebenarnya,” jelasnya.
Baca juga: Sompo Insurance Tawarkan Extended Warranty untuk Segmen Mobil Mewah
Eric menyarankan pengenalan mekanisme cost-sharing seperti yang diterapkan di Jepang, di mana pasien membayar sebagian dari biaya perawatan.
“Pendekatan ini dapat menyeimbangkan biaya dan manfaat, serta mencegah lonjakan biaya kesehatan yang membahayakan keberlanjutan sistem asuransi,” pungkasnya. (*) Alfi Salima Puteri