Keuangan

Bos OJK Tegaskan Sektor Jasa Keuangan jadi Tulang Punggung Wujudkan Indonesia Emas 2045

Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan bahwa sektor jasa keuangan memiliki peran strategis dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

“Kita memiliki visi yang kuat memperingati dan merayakan 100 tahun kemerdekaan kita dalam posisi sebagai negara yang maju, lebih sejahtera dan tidak lagi harus berhadapan permasalahan kronis, seperti kemiskinan, keterbelakangan tapi tentu juga kita harus memahami konteks utuh dari bagaimana mencapai visi itu,” kata Mahendra dalam Risk & Governance Summit 2024, Selasa, 26 November 2024.

Mahendra menjelaskan, sebagai tulang punggung perekonomian, sektor keuangan diharuskan untuk mampu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

“Prasyaratnya adalah dengan memastikan bahwa ekosistem Governance Risk Management dan Compliance di sektor keuangan kita solid dan efektif,” imbuhnya.

Baca juga: OJK Beberkan 3 Hal Penting Ini untuk Hadapi Ketidakpastian Ekonomi

Meski begitu, kata Mahendra, masih terdapat tantangan kompleks untuk mencapai pembangunan nasional yang berkelanjutan. Misalnya, risiko global yang saling terhubung, mulai dari geopolitik, persaingan geoekonomi, perubahan iklim dan risiko siber.

“Serta, berbagai tekanan dari dalam negeri seperti, kebutuhan untuk transformasi digital, meningkatkan inklusi keuangan dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sektor jasa keuangan terutama dengan meningkatkan integritasnya, menambah urgensi bagi Indonesia, memperkuat ekosistem GRC yang terintegrasi di negara kita,” paparnya.

Baca juga: Soal PPN 12 Persen Tahun Depan, Begini Tanggapan Bos OJK

OJK memandang bahwa GRC adalah suatu sistem yang digunakan dengan mengintegrasikan tata kelola, managemen risiko dan kepatuhan terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Hal itu bukan hanya mengkuti tren atau terpaksa harus mengikuti regulasi, namun maknanya jelas, GRS menyatukan dan menyelaraskan target organisasi dengan menagemen risiko dan kepatuhan operaturan yang berdampak pada pengambilan keputusan secara efektif, sehingga kinerja organisasi akan meningkat,” pungkas Mahendra. (*)

Editor: Galih Pratama

Irawati

Recent Posts

Daftar Lengkap UMP 2026 di 36 Provinsi, Siapa Paling Tinggi?

Poin Penting Sebanyak 36 dari 38 provinsi telah menetapkan UMP 2026, sesuai PP 49/2025 yang… Read More

2 hours ago

UMP 2026 Diprotes Buruh, Begini Tanggapan Menko Airlangga

Poin Penting Pemerintah memastikan formulasi UMP 2026 telah memasukkan indikator ekonomi seperti inflasi, indeks alfa,… Read More

2 hours ago

Aliran Modal Asing Rp3,98 Triliun Masuk ke Pasar Keuangan RI

Poin Penting Modal asing masuk Rp3,98 triliun pada 22–23 Desember 2025, dengan beli bersih di… Read More

3 hours ago

Jasindo Ingatkan Pentingnya Proteksi Rumah dan Kendaraan Selama Libur Nataru

Poin Penting Menurut Asuransi Jasindo mobilitas tinggi memicu potensi kecelakaan dan kejahatan, sehingga perlindungan risiko… Read More

22 hours ago

Presiden Prabowo Tegaskan Komitmen Selamatkan Kekayaan Negara

Poin Penting Pemerintah menyelamatkan lebih dari Rp6,6 triliun keuangan negara, sebagai langkah awal komitmen Presiden… Read More

22 hours ago

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatra

Poin Penting Bank Mandiri menerapkan perlakuan khusus kredit bagi debitur terdampak bencana di Aceh, Sumut,… Read More

23 hours ago