Jakarta – PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengaku, hingga 25 Juni 2020 pihaknya telah memberikan relaksasi kredit kepada 184.759 debitur segmen mikro dan kecil. Para debitur tersebut memiliki total outstanding pinjaman sebesar Rp26,4 triliun yang dibantu fasilitas stimulus.
Direktur Bisnis UMKM BNI Tambok P. Setyawati mengatakan, relaksasi yang diberikan ini sejalan dengan bisnis UMKM di era New Normal yang butuh perhatian serius khususnya kalangan perbankan, tak cuma penyaluran kredit tapi juga relaksasinya. Selain itu, BNI juga fokus dalam mengembangkan nasabah UMKM dengan layanan transaksi digital.
Menurutnya, perseroan tidak hanya fokus dalam menyalurkan KUR saja, namun terus membantu nasabah UMKM agar tetap survive di tengah tekanan saat ini. “Kami di BNI berkomitmen memberikan stimulus bagi debitur terdampak Covid-19. Hal tersebut sesuai amanah pemerintah. Bentuknya beragam, seperti keringanan bunga, perpanjangan jangka waktu, dan penundaan angsuran pokok,” ujar Tambok.
Dalam mendukung pelaku UMKM di tengah New Normal, BNI juga memberikan nilai tambah pada mitra binaan. Selain pinjaman KUR, perseroan juga melengkapinya dengan transaksi digital, baik berupa pemberian EDC maupun LinkAja!. Menurut Head of Region BNI Wilayah Jakarta Kota, Muhammad Arafat, dirinya mengaku, BNI terus memajukan UMKM RI khususnya pada fase New Normal saat ini.
“Kami terus mendukung kebutuhan operasional pelaku UMKM. Saat ini penting mengikuti protokol kesehatan. Dengan transaksi digital, mereka bisa menjalankan aturan social dan physical distancing. Bahkan lebih mudah dalam penjualan online,” ucap Arafat.
Transaksi digital saat ini juga dibutuhkan industri kreatif rumahan. Salah satunya nasabah BNI, Inge yang merupakan pemilik usaha Rollicious Cake. Dirinya mengaku sejak awal merebaknya Covid-19, ia merasa khawatir dengan kelangsungan usahanya yang mengalami kelesuan. Namun, justru ternyata usaha yang digelutinya semakin berkembang. Pelaku usaha harus berinovasi mengikuti anjuran pemerintah dengan bertransaksi secara cashless.
“Ini sangat realistis untuk dilakukan. Bahkan dapat mendongkrak penjualan,” ucap Inge.
Lebih lanjut Inge mengatakan, pelaku usaha dapat menerapkan protokol kesehatan juga karena dukungan teknologi perbankan. Ini merupakan kombinasi yang baik untuk menjaga omzet penjualan, terlebih dengan kekhawatiran masyarakat dalam berbelanja dan bertransaksi seperti saat ini. Jadi wajar jika banyak sektor ekonomi yang terdampak.
“Di saat pandemi, BNI mendampingi pelaku UMKM seperti saya hingga sekarang masuk fase New Normal. Semoga pelaku usaha seperti saya terus didukung perbankan,” tutup dia. (*)