Jakarta – PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) hari ini, Senin, 4 Maret 2024 dijadwalkan akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pukul 14.00 WIB di Ballroom Menara BNI Lt. 6 Jl. Pejompongan Raya No. 7 Bendungan Hilir Jakarta Pusat.
Menukil laman resmi BNI, ada 6 mata agenda dalam RUPST BNI tahun buku 2023. Agenda pertama, pembahasan terkait dengan persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan konsolidasian perseroan, persetujuan laporan tugas pengawasan dewan komisaris, serta
pengesahan laporan keuangan program pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil
(PUMK) tahun buku 2023.
Baca juga: Simak! Bocoran Besaran Dividen BRI, Mandiri, BCA, BNI dan BTN di 2023
Kedua, persetujuan penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku 2023. Seperti diketahui, sepanjang 2023, bank pelat merah ini berhasil membukukan laba bersih Rp20,9 triliun atau naik sekitar 14,2 persen dibanding 2022.
Ketiga, agenda penetapan remunerasi (gaji/honorarium, fasilitas, dan tunjangan) tahun 2024, serta tantiem tahun buku 2023 bagi direksi dan dewan komisaris perseroan.
Agenda keempat, terkait penetapan akuntan publik dan/atau kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan keuangan konsolidasian perseroan dan laporan keuangan program pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil untuk tahun buku 2024.
Selanjutnya, agenda kelima mengenai perubahan anggaran dasar perseroan dan agenda terakhir perubahan susunan pengurus perseroan. Seperti diketahui, saat ini BNI dipimpin oleh Royke Tumilaar sebagai direktur utama dan Komisaris Utama/Komisaris Independen dijabat oleh Pradjoto.
Baca juga: Adu Laba BRI, Mandiri, BCA dan BNI Sepanjang 2023, Siapa Juaranya?
Kinerja BNI Sepanjang 2003
Sepanjang 2023, BNI berhasil meraih laba bersih Rp20,9 triliun, atau tumbuh 14,2 persen yoy. Laba ini ditopang oleh pertumbuhan kredit di 2023 sebesar 7,6 persen yoy, mencapai Rp695 triliun yang didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip, baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak.
Rinciannya, korporasi blue chip swasta tumbuh 14,3 persen yoy, blue chip BUMN tumbuh 11,8 persen yoy, kredit konsumer tumbuh 13,6 persen yoy, dan perusahaan anak tumbuh 134 persen yoy. (*)