Jakarta – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) membukukan laba bersih di sepanjang 2019 sebesar Rp15,38 triliun atau meningkat 2,5% bila dibandingkan dengan laba bersih di tahun sebelumnya yang mencapai sebesar Rp15,02 triliun.
Direktur Keuangan BNI Ario Bimo menjelaskan, pencapaian laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan non bunga atau FBI yang tercatat sebesar Rp11,36 triliun atau tumbuh 18,1% di atas periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp9,62 triliun.
“BNI membukukan laba bersih sebesar Rp 15,38 triliun atau meningkat 2,5% dibandingkan periode sebelumnya sebesar Rp 15,02 triliun,” kata Ario di Kantor Pusat BNI Jakarta, Rabu 22 Januari 2020.
Ario menambahkan, pertumbuhan FBI ini ditopang oleh pertumbuhan recurring fee sebesar 17,7% yoy. Sekitar 27,4% dari FBl yang terhimpun. berasal dari aktivitas bisnis internasional BNI melalui kantor-kantor BNI cabang luar negeri.
Kenaikan FBI juga dikontribusikan oleh pertumbuhan pada Segmen Konsumer Banking yaitu komisi dari pengelolaan kartu debit yang tumbuh 39,6%; komisi pengelolaan rekening yang naik 16,3% yoy; komisi ATM yang meningkat 13,2% yoy; dan komisi bisnis kartu kredit tumbuh 10,6% yoy.
Dirinya menyebut, FBl juga ditopang oleh aktivitas pada Segmen Bisnis Banking yang menghasilkan komisi dari surat berharga yang tumbuh 86,9% yoy; komisi kredit sindikasi tumbuh 56,8% yoy; serta komisi trade finance yang meningkat 4,8% yoy.
Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI pada akhir tahun 2019 terhimpun sebesar Rp614.31 triliun atau tumbuh 6,1% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar Rp578,78 triliun. DPK tersebut terutama ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 22,3% yoy.
Ario menjelaskan, dana murah yang terhimpun tersebut memperbaiki rasio CASA BNI menjadi 66,6%. Membaiknya CASA tersebut menyebabkan BNI dapat menjaga cost of fund terjaga pada level 3,2%.
Dirinya menyebut, berbagai usaha dilakukan untuk mendorong pertumbuhan CASA yaitu dengan meningkatkan jumlah branchless banking dari 112.000 menjadi 157.000 Agen46. Selain itu penambahan jumlah rekening juga menjadi sumber peningkatan CASA. Pada akhir tahun 2018. jumlah rekening masih sebanyak 43,5 juta rekening namun pada akhir tahun 2019 bertambah menjadi 46,6 juta rekening. (*)
Editor: Rezkiana Np