Jakarta – Harga Bitcoin melonjak lebih dari 20 persen pada Senin, 3 Maret 2025, setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana pembentukan cadangan strategis baru yang akan mencakup berbagai mata uang kripto.
Dalam unggahan di media sosialnya, Truth Social, Trump menyatakan bahwa instruksi presiden mengenai aset digital, yang diumumkan pada Januari 2025, akan menciptakan cadangan mata uang kripto, termasuk Bitcoin, Ether, XRP, Solana, dan Cardano. Sebelumnya, daftar aset digital ini belum pernah diumumkan secara resmi.
Trump menegaskan bahwa Bitcoin dan Ether akan menjadi prioritas dalam cadangan strategis tersebut. Hal ini ia sampaikan dalam unggahannya pada Minggu, 2 Maret 2025.
Pernyataan itu langsung mendongkrak harga Bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia, hingga naik 20 persen dari harga terendahnya pada November. Kenaikan ini tercatat pada Jumat, 28 Februari 2025 lalu.
Bca juga : Pengusaha Usul Investasi Bitcoin untuk Tekan Utang Negara, Begini Perhitungannya
Lonjakan harga Bitcoin ini sekaligus membalikkan sentimen pasar yang sebelumnya melemah sejak pertengahan Januari, karena investor menanti kebijakan Trump terkait regulasi aset digital yang dijanjikannya.
“Trump memberikan dorongan yang ditunggu-tunggu oleh para investor kripto,” ujar Analis Pasar Senior di City Index Matt Simpson, dinukil VOA Indonesia, Selasa, 4 Maret 2025.
“Kepercayaan yang tadinya sempat hilang kini telah kembali dan harga mata uang kripto mungkin akan mencapai rekor baru, kecuali jika terjadi aksi jual besar-besaran lagi,“ tambahnya.
Reli Bitcoin Berlanjut?
Sementara itu, Kepala Penelitian di Pepperstone, Chris Weston mengatakan, reli harga Bitcoin kemungkinan akan berlanjut hingga acara “White House Crypto Summit” pertama yang akan digelar Trump pada Jumat mendatang, 7 Maret 2025.
“Namun, ada risiko bahwa kondisi negatif di pasar lainnya bisa mempengaruhi sentimen kripto,” terangnya.
Baca juga : Rupiah Diproyeksi Melemah Akibat Kebijakan Tarif Impor Trump
Meskipun Wall Street ditutup lebih tinggi pada Jumat lalu, penurunan saham perusahaan teknologi besar seperti Nvidia menggoyahkan sentimen terhadap Bitcoin. Beberapa pihak masih menganggap Bitcoin sebagai alternatif investasi di sektor teknologi.
Sepanjang Februari, Bitcoin tercatat merosot lebih dari 17 persen, yang merupakan penurunan bulanan terbesar sejak Juni 2022. Sejak mencapai puncaknya di level USD105.000 pada awal Januari, harga Bitcoin telah turun lebih dari sepertiga.
Harapan pada Trump
Kenaikan harga Bitcoin sejak kemenangan Trump pada November tahun lalu dipicu oleh harapan bahwa presiden AS yang pro-kripto ini akan membentuk dana strategis Bitcoin dan mengakhiri tindakan keras terhadap industri kripto yang diterapkan pemerintahan Joe Biden sebelumnya.
“Ironisnya, mata uang yang awalnya dirancang untuk bebas dari campur tangan pemerintah dan bersifat terdesentralisasi, sekarang justru bergantung pada kebijakan pemerintah AS,” pungkas Kathleen Brooks, Direktur Penelitian di XTB. (*)
Editor: Yulian Saputra