BI: Rupiah Melemah Terdampak Gejolak Eksternal

BI: Rupiah Melemah Terdampak Gejolak Eksternal

Jakarta — Pergerakan nilai tukar rupiah yang sempat melemah di kisaran Rp14.200/US$ dalam beberapa hari terakhir dinilai sebagai dampak dari gejolak ekonomi global yang merupakan akibat dari masih memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS).

Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo usai menghadiri diskusi mengenai pengembangan sektor manufaktur di kompleks perkantoran BI, Jakarta, Senin (12/8). Menurutnya, pelemahan nilai tukar tersebut tidak hanya dialami oleh Indonesia saja namun juga dialami oleh beberapa negara emerging markets lainnya.

“Saya rasa (pelemahan rupiah) kemarin itu adalah gambaran yang merupakan didominasi dampak dari eksternalnya, dari pasar globalnya. Kita juga lihat itu permasalahan di hampir semua mata uang emerging, jadi bukan hanya kita,” jelas Dody.

Walau begitu, dirinya menyebut pasar masih memiliki rasa kepercayaan cukup tinggi terhadap perekonomian Indonesia. Hal tersebut tercermin dari aliran modal asing yang masih masuk Rp179,6 triliun hingga awal Agustus 2019.

“Artinya, memang sentimen itu masih cukup positif, confidence itu masih cukup ada di ekonomi kita. Hanya saja dari sisi globalnya yang memberikan semacam peningkatan volatilitas, itu yang mendorong beberapa gejolak sesaat pada mata uang kita,” tukas Dody.

Sebagai informasi, pada pembukaan perdagangan hari ini, (12/8) Kurs Rupiah berada di level Rp14.205/US$ posisi tersebut melemah 11 poin dari posisi penutupan perdagangan Jumat lalu (9/8) yang mencapai Rp14.194/US$.

Sementara, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini, (12/8) kurs rupiah menyentuh posisi Rp14.220/US$ melemah 25 poin dari posisi Rp14.195/US$ pada perdagangan Jumat lalu (9/8). (*)

 

 

Editor: Paulus Yoga

Related Posts

News Update

Top News