Bandung – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan Indeks Harga Konsumen (IHK) di bulan September 2017 berpotensi kembali mengalami deflasi. Di mana berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga minggu ketiga bulan ini inflasi tercatat rendah yakni 0,02 persen.
“Saya menyambut baik ketika kita melakukan survei, itu yang namanya inflasi di minggu ketiga itu 0,02 persen itu membuat kita berpotensi membuat kita deflasi, kan 0,02 persen tergolong rendah,” ujar Gubernur BI Agus DW Martowardojo di Bandung, Rabu, 27 September 2017.
Dia mengungkapkan, adanya potensi deflasi di bulan September 2017 ini, lantaran semua komponen komoditas pangan yang sejauh ini diwaspadai mengalami kondisi yang stabil. Terlebih, kelancaran distribusi pangan juga turun menopang laju inflasi di sepanjang bulan ini terjaga.
“Kelancaran distribusi terjaga dan diskusi antar kementerian dan BI terus berjalan dengan baik. Ini upaya kita menjaga inflasi tetap stabil dan rendah,” ucap Agus.
Lebih lanjut dia menambahkan, bahwa Indonesia saat ini tengah memasuki era inflasi rendah dan terkendali. Atas hal tersebut juga yang mendorong Bank Sentral melonggarkan kebijakan moneternya melalui suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate sebanyak dua kali dalam dua bulan terakhir.
“Kalau terkait core inflation kita sambut baik setelah kita lihat konsisten terjadi selama beberapa tahun, core inflation ada di bawah 5 persen dan ini sejalan dengan ekspektasi inflasi yang tidak ada. Dan juga semua aspek dampak dari harga komoditas pada impor indonesia menunjukkan bahwa core inflation alami perbaikan,” ucapnya. (*)
Editor: Paulus Yoga