Jakarta–Bank Indonesia (BI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) terus memperkuat kerja sama dalam meningkatkan keamanan dan kelancaran kegiatan ekonomi masyarakat. Kerja sama antara lain mencakup bidang sistem pembayaran, pengelolaan uang Rupiah, pengendalian inflasi, serta penanggulangan kejahatan dunia maya.
Dalam hal ini, sinergi kedua pihak sangat penting, baik di tingkat pusat maupun daerah, agar kegiatan ekonomi nasional dapat berjaian dengan baik. Untuk itu, Gubernur BI, Agus D.W. Martowardojo, dan Kapolri, Jenderal (Pol) Tito Karnavian, menyelenggarakan video conference dengan seluruh Kepala Kepolisian Daerah dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Indonesia, Senin, 5 Juni 2017 dari Mabes Polri, Jakarta. Dalam video conference, dibahas strategi penguatan keamanan sistem pembayaran dan pengelolaan uang Rupiah di setiap daerah.
“Kita fokus uang palsu, kita mau tidak ada uang palsu di Indonesia. Kami sampaikan juga terimakasih, karena sekarang terungkap, bukan cuman yang menyalurkan, tadi dia distributor, pemodal, dan pembuatnya semuanya kena. Ini ditindak sampai pengadilan. Pengadilan memutuskan 8 sampai 14 tahun,” ungkap Agus
Dalam bidang pengelolaan uang Rupiah, kerja sama antara Iain berfokus kepada usaha pencegahan dan penanggulangan pemalsuan uang di seluruh jaringan dari hulu ke hilir. Tercatat pada tahun 2016, Polri telah berhasil mengungkap 111 kasus uang palsu, dan melaksanakan proses hukum terhadap distributor, pembuat dan pemodal uang palsu.
Kerja sama ini diharapkan terus berlanjut dan semakin diperkuat dengan adanya sistem Bank Indonesia Counterfeit Analysis Center (BI-CAC) yang memetakan seluruh temuan uang palsu di wilayah NKRI. (Bersambung ke halaman berikutnya)