Jakarta – Bank Indonesia (BI) melaporkan consensus forecast pada November 2022 menunjukkan ekspektasi inflasi pada akhir 2022 masih tinggi yakni di level 5,9%. Namun, angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat 6,7 persen.
Perry Warjiyo Gubernur BI mengatakan, Inflasi IHK pada Oktober 2022 tercatat sebesar 5,71% yoy, masih di atas sasaran 3,0±1%, meskipun lebih rendah dari prakiraan dan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 5,95% yoy.
“Sementara, Inflasi kelompok volatile food turun menjadi 7,19% yoy dan perlu penguatan sinergi dan koordinasi kebijakan yang erat melalui TPIP-TPID dan GNPIP untuk penurunan lebih lanjut,” ujar Perry dalam RDG bulanan, Kamis 17 November 2022.
Pada kelompok Inflasi administered prices (harga yang diatur pemerintah), tercatat sebesar 13,28% yoy dan perlu penguatan koordinasi untuk memitigasi dampak lanjutan dari penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan agar lebih rendah.
Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 3,31% yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sejalan dengan dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan meningkatnya ekspektasi inflasi.
“Dengan perkembangan tersebut, Bank Indonesia akan memperkuat respons kebijakan moneter untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke paruh pertama 2023,” pungkasnya. (*)
Editor: Rezkiana Nisaputra