Jakarta – Bank Indonesia (BI) mencatat, survei penjualan eceran Februari 2016 mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran mengalami pelambatan.
Seperti dikutip dari laman BI, Rabu, 13 April 2016 menyebutkan, perlambatan ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) yang tumbuh 9,9% (yoy), atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan Januari 2016 yang sebesar 12,9% (yoy).
Perlambatan pertumbuhan IPR Februari 2016 terjadi pada penjualan beberapa kelompok komoditas, dengan perlambatan terbesar pada kelompok barang lainnya terutama produk sandang.
Secara regional, pertumbuhan penjualan eceran tertinggi terjadi di Bandung sedangkan pertumbuhan terendah terjadi di Banjarmasin.
Sedangkan penjualan eceran pada Maret 2016 diperkirakan masih tumbuh melambat (9,6%, yoy). Perlambatan terbesar diperkirakan terjadi pada penjualan komoditas peralatan informasi dan komunikasi meskipun masih tumbuh positif.
Selain itu, pada Maret 2016 diperkirakan masih terjadi kontraksi penjualan komoditas Bahan Bakar Minyak (BBM) sebesar -16,0% (yoy), lebih rendah dibandingkan -12,7% (yoy) pada Februari 2016.
Survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada Mei 2016 diperkirakan meningkat. Namun demikian, tekanan kenaikan harga secara umum masih dalam tren menurun.
Indikasi ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang tercatat sebesar 128,4, lebih tinggi dari 123,7 pada bulan sebelumnya. (*)